Solmisasi adalah analogi perjalanan hidup kita, tangga nada
paling rendah /do/ sebagai awal dari perjalanan.
/do/
kita merubah paradigma atau cara berpikir, yang tadinya tidak
mempunyai tujuan hidup, mulai mencari dan membuat rancangan hidup, di sini kita
membuat gambaran detail dan peta perjalanan untuk meraih mimpi.
/re/
Ketika cetak biru telah tercipta, peta sudah terbentang, ada
satu tanya muncul; mau dan mampukah kita berjalan sampai batas paling nyeri?
Mau dan mampukah kita ber-solmisasi sampai seakan-akan suara kita terasa tak
sampai lagi?
Hanya kita yang berhak dan berkewajiban menjawab seluruh
perjalanan dengan penuh kesanggupan.
/mi/
Mimpi ada dikantong depan, lengan baju telah disingsingkan..
kita siap mewujudkan detail-detail misi kita, menuntaskan sasaran demi sasaran.
Pun seiring bergesernya cara pandang kita, seiring perubahan paradigma, kita
akan melihat sekeliling kita menjadi tidak sesuai dengan ekspektasi dan kita
akan mulai mengkritik, mungkin sampai terasa penat bahkan frustasi.
/fa/
Seperti kita menginginkan fajar yang hangat, taruhlah harapan
sejauh-jauhnya ke sebuah ujung, tuntaskan perjalanan ini, bertarung dengan
siapapun termasuk dengan diri kita sendiri. Bertarunglah dengan memberi bukti.
Meski bias cita itu, ketika kita terus bergerak, segala
sesuatu menjadi jelas.
/so/
Perjalanan tidak ditentukan oleh pertanyaan; mengapa dimulai
dan diakhiri?
Seperti ketika berlatih solmisasi, dari kunci nada paling
rendah sampai suara kita terasa tak sampai lagi. Kita tak perlu berhenti,
karena kita bisa melatih suara agar semakin merdu bernyanyi.
kita hanya perlu bekerja keras dan lampaui
batas.
/la/
Tidak perlu bertanya berapa lama kita harus berjuang, karena
itu akan terdengar seperti suara manja di tengah pertempuran.
Jangan pula kita hitung berapa rupiah yang raib terbuang,
karena hanya akan menyisakan nyeri bertubi-tubi.
/si/
Pada akhirnya kita ada
hanya untuk bernyanyi, bukan lagi mengutuk dan bermimpi
Karena kita bisa.
/do/
Kembali kita bermimpi lagi dan lagi, karena akan selalu ada
tempat yang lebih tinggi di dunia ini.
Berhenti adalah mati.
Inspired|Berlatih Solmisasi by Dedy Try Riyadi
Hazar Widiya Sarah. Pengasuh Rubrik Rambu Jalan, Penulis, Konselor, Guru Bahasa Indonesia
di salah satu SMA Swasta, Co-founder Komunitas Matahari Pagi, Pengelola Aris
Munandar Library, Chief of Editor Penerbit Matahari Pagi, Mentor Kelas Literasi
Matahari Pagi, Kontributor Tetap www.mataharipagi.tk, Komisaris CV
Matahari Pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar