Apakah itu esai? Esai dapat kita definisikan sebagai tulisan singkat yang
berisi pendapat/argumen mengenai suatu persoalan/permasalahan. Sesingkat apa
tulisan tersebut? Esai bisanya terdiri dari 500 sampai dengan 1500 kata.
Meskipun berupa tulisan ringkas, esai tetap harus bisa menyampaikan gagasan
penulisnya secara runtut, logis dan menarik.
Mengorganisasikan gagasan menjadi hal penting dalam menulis esai karena
kita harus menyelaraskan gagasan kita secara logis sehingga memudahkan pembaca
mengikuti aluran pikiran kita. Untuk itu, esai ditulis dengan struktur : pendahuluan,
isi dan penutup.
Pendahuluan memuat gagasan utama esai dan menyatakan tujuan penulisan.
Gagasan yang ditulis dalam paragraf pendahuluan memberikan gambaran umum
tentang gagasan atau argumen yang akan ditulis pada bagian isi esai. Unsur yang
paling penting dalam paragraf pendahuluan adalah kalimat tesis (thesis statement) atau sering juga
disebut kalimat topik dan beberapa kalimat lain yang menguraikan kalimat tesis
ini. Kalimat tesis merupakan gagasan
utama esai yang dinyatakan secara jelas (tidak ambigu) dan eksplisit. Kalimat
tesis ini berfungsi sebagai pengontrol gagasan yang hendak disampaikan dalam
isi esai. Kalimat tesis dan kalimat-kalimat lain yang menyertainya ini secara
kolektif disebut sebagai “pendahuluan” esai.
Bagian isi esai merupakan penjabaran dari gagasan utama yang dinyatakan
dalam kalimat tesis. Penjabaran gagasan utama ini diwujudkan dalam beberapa
paragraf. Umumnya isi esai terdiri atas beberapa gagasan utama (minimal dua).
Setiap gagasan utama ditulis dan dijabarkan dalam satu paragraf. Setiap paragraf isi mendiskusikan
gagasan-gagasan yang lebih spesifik dan lebih detil agar argumen menjadi lebih
meyakinkan. Gagasan-gagasan yang lebih spesifik ini merupakan kalimat-kalimat
pendukung yang berfungsi sebagai penjelasan yang logis atas argumen yang
disampaikan penulis. Oleh karena itu, argumen dalam paragraf-paragraf isi ini
harus diorganisasi atau dikelola dengan cermat. Penulis esai harus memastikan
bahwa setiap kalimat penjelas yang ditulis memiliki relevansi yang erat dengan gagasan.
Selain itu, perpindahan antara satu paragraf isi dengan paragraf isi lainnya
harus pula dirancang dengan seksama. Pengaturan paragraf-paragraf isi ini dapat
disusun berdasarkan urutan kronologis, logis, atau kepentingan.
Penutup esai diwujudkan dalam satu paragraf simpulan yang dimaksudkan
untuk mengakhiri pembahasan topik esai. Paragraf ini biasanya berisi rangkuman
dari pokok pikiran yang telah disampaikan penulis. Paragraf penutup juga bisa
berupa penegasan atas argumen yang telah dijabarkan di bagian isi dengan maksud
agar pembaca mengetahui secara persis posisi penulis atas suatu masalah.
Menutup esai dengan paragraf yang efektif akan memberikan kesan ketuntasan (sense of closure) bagi pembaca sehingga
apa yang telah disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.
Yang harus diperhatikan juga dalam menulis esai adalah paragraf. Walaupun
tidak ada aturan baku mengenai panjang sebuah paragraf, Patokan yang biasa
digunakan mensyaratkan bahwa paragraf esai tidak lebih dari sepuluh kalimat dan
tidak kurang dari dua kalimat. Panjang paragraf ini bervariasi antara satu esai
dengan esai lainnya, tergantung pada jenis esai yang kita tulis. Misalnya,
panjang paragraf esai bisnis (niaga) umumnya terdiri atas 4-5 kalimat sementara
esai akademik memiliki rata-rata 8-10 kalimat. Esai akademik cenderung lebih
panjang karena penulis harus menyatakan pendapat, mendukung pendapat itu dengan
data riset, dan menyampaikan kesimpulan. Esai yang demikian memerlukan lebih
banyak hal yang harus ditulis.
Oleh karena esai berisi argumen penulisnya, maka sebenarnya ada 2 (dua)
teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan tulisan tersebut. Pertama,
teknik induktif. Teknik ini dapat dilakukan dengan mengemukakan terlebih dahulu
bukti-bukti dan kemudian diambil kesimpulannya. Bukti-bukti tersebut dapat
berupa contoh-contoh, fakta-fakta, pengalaman, laporan-laporan, data statistik
dan lainnya. Hal yang harus diperhatikan dalam mengajukan bukti-bukti tersebut,
yaitu : bukti-bukti harus sesuai dengan topik esai sehingga kesimpulannya tidak
menyimpang dan bukti-bukti tersebut harus cukup banyak sehingga dapat mendukung
kesimpulan.
Kedua, teknik deduktif. Teknik ini dimulai dengan mengajukan kesimpulan
terlebih dahulu dan baru kemudian disusul oleh bukti-buktinya. Sistem penalaran
deduktif disebut juga silogisme. Bentuk ini terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu
: permis mayor, premis minor dan kesimpulan. Permis mayor berupa pernyataan
umum dan mengandung kebenaran yang dapat diterima oleh umum. Premis minor
merupakan proposisi yang mengidentifikasikan fenomena khusus dan merupakan
bagian dari golongan premis mayor. Kemudian kesimpulan, pada silogisme
merupakan perluasan logis (logical
extention) dari ide yang ada dalam premis, sehingga kesimpulan tersebut
dapat dianggap sahih (valid).
Terakhir, meninjau atau menulis ulang esai. Hal ini sangat diperlukan
ketika kita telah berhasil menyelesaikan tulisan kita. Ada baiknya kita
kesampingkan esai kita selama beberapa jam dan kita baca ulang kemudian.
Penting sekali untuk membaca secara teliti setiap paragraf untuk memastikan
gagasan kita masuk akal dan bahwa kita telah menyampaikannya secara jelas dan
logis. Juga penting kita pastikan bahwa gagasan yang kita tulis tidak bergeser
dari pokok utama persoalan yang ingin kita sampaikan. Masing-masing paragraf
harus relevan dengan tesis. Jika kita temukan gagasan yang kurang atau tidak
relevan dengan tesis, menghapus atau menulis ulang gagasan itu mungkin akan
bermanfaat.
Ayo kirim esai kamu untuk dimuat di mataharipagi.online melalui email
yang ada pada kontak dibawah. Dapatkan pembahasan intensif dengan cara
mendaftar pada tautan pendaftaran.
KELAS LITERASI
Pendaftaran disini.
Kontak :
WA. 0815-4683-3404
Email. mataharipagimail@gmail.com
Media sosial :
FP. @mataharipagi.online
IG. @mataharipagi.online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar