Jean Piaget meyakini bahwa
setiap manusia terlahir dengan segala keunikan dan potensinya. Setiap individu
satu sama lain memiliki keunikan tersendiri. Tugas para pendidik (orangtua,
guru, dan masyarakat) adalah menyiapkan lingkungan yang memungkinkan
potensi-potensi yang dimiliki setiap manusia bisa berkembang optimal, baik
secara nalar (intelegensia), rasa (emosi), spiritual, maupun keterampilan
(motorik).
Menurut Abraham Maslow,
potensi-potensi unik yang dimiliki setiap individu akan tergali apabila diberi
motivasi berupa penyampaian wawasan.
Kita mengenal tes
Intelligence Quotient (IQ). Tes tersebut pada dasarnya hanya merupakan
penilaian aspek kognitif seseorang saja. Tes tersebut tidak mampu memetakan
kualitas seseorang, seperti : kemauan keras, percaya diri, motivasi, ataupun
kecerdasan sosial. Demikian pula dengan aspek kinerja, yakni : menentukan skala
prioritas, manajemen waktu, efisiensi, kreativitas, dan intuisi. Padahal hal-hal
tersebut berkaitan juga dengan ilmu pengetahuan dan seni.
Namun demikian, menurut
Howard Gardner bahwa kecerdasan seseorang lebih berkaitan dengan : kapasitas
memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan
alamiah. Gardenr mengembangkan model Kecerdasan Majemuk (Mulitiple
Intelligence), yang mengidentifikasi 8 jenis kecerdasan, yaitu: linguistik,
logika-matematika, visual-spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal,
dan naturalis.
Kecerdasan majemuk ini
akan bekerja jika ditunjang dengan gaya belajar yang efektif dan aktivitas yang
sesuai. Berikut gambaran umum mengenai masing-masing tipe kecerdasan tersebut :
Kinestetik. Komponen inti:
kepekaan kontrol gerak motorik dan keseimbangan. Kemampuan: kontrol tubuh,
kemahiran mengelola objek, respon, dan reflek.
Mereka yang mempunyai kecerdasan ini sangat senang dengan menyentuh dan
bergerak. Mereka memiliki kontrol terhadap gerakan, keseimbangan, ketangkasan,
keanggunan dalam bergerak, dan mampu mengeksplorasi menggunakan otot-ototnya.
Interpersonal. Komponen inti:
kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, tempramen, motivasi,
dan keinginan orang lain. Kemampuan: bergaul, memimpin, kepekaan sosial yang
tinggi, negosiasi, bekerjasama, dan mempunyai empati yang tinggi. Kecerdasan ini
merupakan kemampuan untuk bisa memahami dan berkomunikasi dengan orang lain,
serta mampu membentuk dan menjaga hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang
terdapat dalam lingkungan sosial.
Verbal-linguistik. Komponen
inti: kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa. Kemampuan:
membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, berdebat. Verbal-linguistik
merupakan kemampuan menggunakan kata secara efektif. Pandai berbicara, gemar
bercerita, dan dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca merupakan
seseorang yang memiliki kecerdasan ini.
Logika-matematika. Komponen
inti: kepekaan dalam memahami pola-pola logis atau numeris dan mengolah alur
pemikiran yang panjang. Kemampuan: berhitung, menalar dan berpikir logis,
memecahkan masalah. Mereka dengan kecerdasan ini selalu yakin jika selalu ada
penjelasan rasional dari setiap fenomena yang terjadi, sehingga mereka selalu
berusaha melakukan kategorisasi, pengukuran, analisa dengan berbagai cara dan
pendekatan.
Naturalis. Komponen inti
dan kemampuan: kepekaan meneliti, mengklasifikasi, mengidentifikasi
gejala-gejala alam. Mereka yang memiliki kecerdasan ini akan mempunyai
ketertarikan yang tinggi terhadap lingkungan alam sekitar, termasuk binatang. Secara
lebih luas, minatnya mencakup : biologi, botani, ilmu hewan, geologi,
meteorologi, palentologi, dan astronomi.
Intrapersonal. Komponen inti:
kepekaan memahami perasaan sendiri dan membedakan emosi. Kemampuan: mengenali
diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri,
sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup. Mereka dengan kecerdasan ini
mampu bereaksi terhadap suatu situasi dan memahami situasi tersebut dengan
tindakan yang sesuai, serta mengarahkan senantiasa melakukan intropeksi diri.
Visual-spasial. Mereka dengan
kecerdasan ini berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar.
Musikal. Kemampuan inti:
kepekaan menciptakan dan mengapresiasi irama, pola titi nada, warna nada dan
apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Mereka dengan kemampuan ini dapat
mentransformasikan kata-kata kedalam bentuk nada. Mereka peka terhadap ritme,
ketukan, melodi dan warna suara.
Akhirnya, ayo temukan
kecerdasan kita supaya dapat memaksimalkan talenta yang dimiliki. Identifikasi kecerdasan
kalian disini.
Salam Literasi!
Matahari Pagi
Transforming Spectrum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar