Sabtu, 29 September 2018

Identifikasi Kecerdasan Majemuk



Jean Piaget meyakini bahwa setiap manusia terlahir dengan segala keunikan dan potensinya. Setiap individu satu sama lain memiliki keunikan tersendiri. Tugas para pendidik (orangtua, guru, dan masyarakat) adalah menyiapkan lingkungan yang memungkinkan potensi-potensi yang dimiliki setiap manusia bisa berkembang optimal, baik secara nalar (intelegensia), rasa (emosi), spiritual, maupun keterampilan (motorik).

Menurut Abraham Maslow, potensi-potensi unik yang dimiliki setiap individu akan tergali apabila diberi motivasi berupa penyampaian wawasan.

Kita mengenal tes Intelligence Quotient (IQ). Tes tersebut pada dasarnya hanya merupakan penilaian aspek kognitif seseorang saja. Tes tersebut tidak mampu memetakan kualitas seseorang, seperti : kemauan keras, percaya diri, motivasi, ataupun kecerdasan sosial. Demikian pula dengan aspek kinerja, yakni : menentukan skala prioritas, manajemen waktu, efisiensi, kreativitas, dan intuisi. Padahal hal-hal tersebut berkaitan juga dengan ilmu pengetahuan dan seni.

Namun demikian, menurut Howard Gardner bahwa kecerdasan seseorang lebih berkaitan dengan : kapasitas memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah. Gardenr mengembangkan model Kecerdasan Majemuk (Mulitiple Intelligence), yang mengidentifikasi 8 jenis kecerdasan, yaitu: linguistik, logika-matematika, visual-spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.

Kecerdasan majemuk ini akan bekerja jika ditunjang dengan gaya belajar yang efektif dan aktivitas yang sesuai. Berikut gambaran umum mengenai masing-masing tipe kecerdasan tersebut :

Kinestetik. Komponen inti: kepekaan kontrol gerak motorik dan keseimbangan. Kemampuan: kontrol tubuh, kemahiran mengelola objek, respon, dan reflek.  Mereka yang mempunyai kecerdasan ini sangat senang dengan menyentuh dan bergerak. Mereka memiliki kontrol terhadap gerakan, keseimbangan, ketangkasan, keanggunan dalam bergerak, dan mampu mengeksplorasi menggunakan otot-ototnya.

Interpersonal. Komponen inti: kepekaan mencerna dan merespon secara tepat suasana hati, tempramen, motivasi, dan keinginan orang lain. Kemampuan: bergaul, memimpin, kepekaan sosial yang tinggi, negosiasi, bekerjasama, dan mempunyai empati yang tinggi. Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk bisa memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, serta mampu membentuk dan menjaga hubungan, dan mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam lingkungan sosial.

Verbal-linguistik. Komponen inti: kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata dan bahasa. Kemampuan: membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, berdebat. Verbal-linguistik merupakan kemampuan menggunakan kata secara efektif. Pandai berbicara, gemar bercerita, dan dengan tekun mendengarkan cerita atau membaca merupakan seseorang yang memiliki kecerdasan ini.

Logika-matematika. Komponen inti: kepekaan dalam memahami pola-pola logis atau numeris dan mengolah alur pemikiran yang panjang. Kemampuan: berhitung, menalar dan berpikir logis, memecahkan masalah. Mereka dengan kecerdasan ini selalu yakin jika selalu ada penjelasan rasional dari setiap fenomena yang terjadi, sehingga mereka selalu berusaha melakukan kategorisasi, pengukuran, analisa dengan berbagai cara dan pendekatan.

Naturalis. Komponen inti dan kemampuan: kepekaan meneliti, mengklasifikasi, mengidentifikasi gejala-gejala alam. Mereka yang memiliki kecerdasan ini akan mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap lingkungan alam sekitar, termasuk binatang. Secara lebih luas, minatnya mencakup : biologi, botani, ilmu hewan, geologi, meteorologi, palentologi, dan astronomi.

Intrapersonal. Komponen inti: kepekaan memahami perasaan sendiri dan membedakan emosi. Kemampuan: mengenali diri sendiri secara mendalam, kemampuan intuitif dan motivasi diri, penyendiri, sensitif terhadap nilai diri dan tujuan hidup. Mereka dengan kecerdasan ini mampu bereaksi terhadap suatu situasi dan memahami situasi tersebut dengan tindakan yang sesuai, serta mengarahkan senantiasa melakukan intropeksi diri.

Visual-spasial. Mereka dengan kecerdasan ini berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar.

Musikal. Kemampuan inti: kepekaan menciptakan dan mengapresiasi irama, pola titi nada, warna nada dan apresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal. Mereka dengan kemampuan ini dapat mentransformasikan kata-kata kedalam bentuk nada. Mereka peka terhadap ritme, ketukan, melodi dan warna suara.

Akhirnya, ayo temukan kecerdasan kita supaya dapat memaksimalkan talenta yang dimiliki. Identifikasi kecerdasan kalian disini.


Salam Literasi!

Matahari Pagi
Transforming Spectrum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"