Jumat, 07 September 2018

MENEMUKAN LITERASI NUMERASI DALAM KESEHARIAN KITA (Seri 3)


Pada tahun 2006, Unesco sudah mencantumkan keterampilan numerasi sebagai salah satu penentu kemajuan sebuah bangsa. Keterampilan itu membuat kita memiliki kepekaan terhadap angka (sense of number) dalam kehidupan keseharian. Pada ujungnya, kita akan menjadi bangsa yang kuat karena mampu memelihara dan mengelola sumber daya alam serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dari segi sumber daya manusia (Kemdikbud, 2017).

Apa itu literasi numerasi? Dalam buku Materi Pendukung Literasi numerasi (2017) diberikan 2 (dua) definisi, yaitu : (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari; (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

Secara sederhana, literasi numerasi adalah kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari. 

Jika demikian, apakah literasi numerasi sama dengan matematika?.

Meskipun berangkat dari landasan pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan pada cara pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Literasi numerasi memiliki cakupan aplikasi yang lebih luas, bahkan berhubungan dengan faktor non-matematis.
Karenanya, literasi numerasi memiliki landasan dasar, yaitu : kontekstual dan saling tergantung serta memperkaya unsur literasi dasar lainnya.

Konsep dari literasi numerasi dapat dirumuskan, sebagai berikut : memiliki kompetensi matematika dasar; memproses, memverifikasi, dan menerjemahkan informasi yang berhubungan dengan numersi; merencanakan dan mengelola aktivitas dengan efektif; memilih dan membuat keputusan berdasarkan logika dan nalar kritis.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua sangat membutuhkan kecakapan literasi numerasi dalam menjalankan aktivitas/pekerjaan. Beberapa contoh, misalnya : perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga oleh ibu rumah tangga, pengaturan jadwal pembelajaran agar fektif oleh seorang guru, merancang dan membangun bangunan oleh arsitek, dan sebagainya.

--- Bersambung ke seri 4 ---


Aris Munandar. Pegiat di Matahari Pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"