Jumat, 07 September 2018

LITERASI BACA-TULIS DAN PROBLEM SOLVING (Seri 2)


Literasi baca-tulis merupakan keterampilan paling mendasar di era IoT (internet of things) dewasa ini. Literasi ini paling banyak mengalami transfigurasi, mulai dari melek aksara sampai dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara kolektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam-macam persoalan (Unesco, 2003).

Pengertian tersebut bersumber dari pemahaman mengenai literasi baca dan literasi tulis. Literasi baca adalah kemampuan untuk memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat maupun tersurat, dan menggunakannya untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi diri. Literasi tulis adalah menuangkan gagasan dan ide kedalam tulisan dengan susunan yang baik untuk berpartisipasi dilingkungan sosial. (Kemdikbud, 2017).

Untuk dapat memenuhi definis tersebut, maka dibutukan proses berliterasi. Dimulai dari membaca dan menulis terpandu, membaca dan menulis bersuara, membaca dan menulis bersama, hingga membaca dan menulis mandiri.

Pada tahap membaca dan menulis mandiri, kita dapat memperoleh manfaat dari literasi baca-tulis secara maksimal, seperti : memiliki kunci dalam mempelajari ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan berbahasa dan memperkaya kosakata, meningkatkan kreativitas dan imajinasi, meningkatkan empati, meningkatkan konsentrasi dan fokus, mengurangi stres, mengembangkan minat pada hal-hal baru, serta dapat pula menjadi hiburan.

Namun demikian, literasi tidak sebatas untuk mempersiapkan diri kita memasuki dunia kerja atau menjalani hidup keseharian saja. Literasi mengahruskan kita untuk berpikir (thinking). Lebih dari itu, literasi juga menuntut kita agar dapat memaknai kehidupan ini (making meaning). Pada titik itu, literasi membekali kita dengan kemampuan memecahkan masalah (problem solving) dalam menghadapi dinamika yang serba cepat perubahannya.

Perubahan sejatinya adalah pemberontakan terhadap tradisi lama yang sudah mengalami dekadensi. Terhadap hal ini, literasi baca-tulis ditantang dapat memainkan perannya untuk bisa merevitalisasi dan meremajakan (rejuvinasi) kearifan lokal Indonesia.

--- Bersambung ke seri 3 ---


Aris Munandar. Pegiat di Matahari Pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"