Pertama, penggunaan garis
miring (slash) dalam singkatan yang
masih sering kita temui. Kenapa rancu? Karena simbol garis miring (/) sebenarnya
mewakili kata “atau”. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh gaya singkatan
bahasa asing.
Dalam bahasa Belanda,
misalnya, ditemukan singkatan :
t/m (tot en met), artinya
: sampai dengan.
Dalam bahasa Inggris
ditemukan singkatan berikut :
c/o (care of), artinya :
dengan alamat.
w/o (without), artinya :
tanpa.
N/A (not available atau
not applicable), artinya : tanpa keterangan atau tidak tersedia.
Dalam bahasa Indonesia
masih ditemukan yang menggunakan singkatan berikut :
d/h, artinya : dahulu.
a/n, artinya : atas nama.
d/a, artinya : dengan
alamat.
Kedua, masih adanya
singkatan warisan Belanda yang dipergunakan surat-surat resmi, yaitu :
c.q (casu quo), artinya :
dalam hal ini.
Ketiga, masih adanya
penggunaan singkatan kata Latin khas Belanda dalam geladi upacara, yaitu :
p.m (pro memoria), artinya
: rekaman catatan ringkas dari suatu pembahasan.
Pada geladi upacara, p.m
diartikan sebagai tahapan yang dilewatkan. Mirisnya, p.m dilafalkan sebagai “pre
memori” bukan “pro memoria”.
Terakhir, adanya singkatan
yang berganti makna dalam percakapan, misalnya :
Adm, artinya :
administrasi.
Tentunya kita sering
mendengar orang bertanya : “adm-nya berapa?”. Artinya disini, orang tersebut
sedang menanyakan berapa biaya administrasinya.
Sumber :
Gara-Gara Alat Vital dan
Kancing Gigi : Bunga Rampai Bahasa oleh Gustaaf Kusno, penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Foto : google serach
images
Mari berdiskusi di Kelas
Literasi.
Daftar disini.
Kontak :
WA. 0815-4683-3404.
Email mataharipagimail@gmail.com
Bukan hanya membaca.
Tidak sekadar menulis.
Bersinar seperti Matahari
Pagi : Bersinar Bersama dan Menyinari Kebersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar