Minggu, 16 September 2018

Selamat Datang



Selamat datang di Kelas Literasi!.

Ada 2 kebutuhan dasar kita yang coba kita penuhi disini, yaitu : tetap relevan dan selalu eksis. Keduanya bisa dipenuhi dengan jalan berpikir dan memaknai. Alatnya berupa kemampuan linguistik. Kenapa kemampuan linguistik?.

Mungkin kita pernah mengenal trivium, yang terdiri dari : logika, retorika, dan gramatika. Berbicara logika kita akan mengurai pertimbangan akal pikiran kita. Retorika sebagai teknik penyampaian dari logika kita secara persuasif sehingga diterima orang lain. Sedangkan gramatika menjadi panduan dalam membaca, menulis, dan menginterpretasikan teks.

Secara sederhana kita dapat uraikan sebagai berikut :

Berbicara yang dituangkan dalam kegiatan diskusi dan brainstroming berguna untuk membentuk pemikiran yang terbuka terhadap setiap gagasan (open minded).

Membaca merupakan penguatan daya analitis dalam kritis terhadap teks, mencari latar belakang teks, membandingkan antar teks sehingga dapat melahirkan gagasan mandiri. Sehingga tidak berlebihan jika banyak penulis atau pembicara mengatakan bahwa penulis/pembicara yang baik adalah pembaca yang baik.

Menyimak merupakan kegiatan untuk membentuk penerimaan, empati dan penghargaan.

Menulis sebagai pembiasaan berpikir secara terstruktur, sistematis, runtut/konsisten, koheren/logis, komprehensif dan bertanggungjawab.

Fondasi keterampilan linguistik tersebut mendorong untuk dapat mengartikulasikan pendapat dengan cermat, cerdas dan bermartabat.

Lingkupnya terdiri dari 2, yakni : 6 literasi dasar dan humaniora. 6 literasi dasar seperti yang sudah kita kenal, meliputi : baca-tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan. Sedangkan humaniora, meliputi : teologi, filsafat, hukum, sejarah, filologi, linguistik, sastra, seni, psikologi, arkeologi, antropologi, dan kajian budaya.

Kenapa humaniora? Karena humaniora memberikan bingkai bagi kita untuk bisa merefleksikan akar budaya kita dalam kehidupan saat ini. Untuk dapat merefleksikan maka dibutuhkan kognitif yang fleksibel. Pengetahuan (know-what) bukan semata penggudangan, melainkan penyajian berbagai alternatif argumentasi dan kemungkinan.

Semakin reflektif (know-why) maka pemahaman kita akan semakin mendalam (deep understanding), pemikiran semakin bertumbuh (growth mindset). Pada akhirnya, kita akan semakin peduli (care-why) dan termotivasi (self-creative motivated).

Tentu saja kita tidak akan membahas secara mendalam hal-hal tersebut diatas. Hal ini diuraikan hanya sekadar memberikan konteks terhadap konten yang akan kita dalami. Apa kontennya? Kontennya adalah diri dan fenomena disekitar kita. Pasti setiap kita akan berbeda, namun dengan adanya konteks seperti yang telah disebut, maka hal itu akan menjadi benang merah dan pengikat diantara kita. Dialektika diantara kita diharapkan bisa mereproduksi pengetahuan.

Kelas ini bukan kelas belajar mengajar, guru-murid. Kelas ini adalah kelas dialog dan saling berbagi. Pada dasarnya masing-masing kita telah memiliki kecerdasan (majemuk), karakter (yang dibentuk oleh literasi, etika, estetika, dan kinestetik), dan integritas (inti : jujur, disiplin, tanggung jawab; etos kerja : kerja keras, sederhana, mandiri; sikap : adil, berani, peduli). Setiap kita juga pastinya memiliki kompetensi : berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Untuk itu, kita disini untuk berinteraksi. Untuk saling peduli, berempati.

Salam literasi!
Matahari Pagi : Transforming Spectrum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"