PT Riau Andalan Pulp
and Paper (RAPP) kembali menunjukan konsistensinya dalam menggerakan kesadaran
akan alam melalui jalan literasi. Konsistensi adalah nyawa dari literasi itu
sendiri. Sebuah gerakan yang berkelanjutan beriringan dengan waktu. Ruang yang
terus tumbuh dan berkembang harus selalu diisi, sepertihalnya Alam dan Bunga.
Apakah Alam dan Bunga
itu? Ya, sebagai sebuah teks, didalamnya tentu saja mengandung konten dan
konteks. Konten Alam dan Bunga pernah kita ulas disini.
Lalu, apa saja konteksnya?. Tapi, sebelumnya kita haturkan apresiasi kepada MasTri atas peranannya
sebagai motor utama dari semua yang kita bahasa ini. Pada dasarnya, tulisan ini
tidak dimaksudkan untuk membesarkan satu pihak atau seseorang, apalagi
bertujuan untuk mengambil hati. Tulisan ini bertujuan memberikan sekadar
informasi mengenai masih adanya kepedulian. Dari sana diharapkan terbersit
secercah inspirasi. Dan tentu saja, muaranya pada bagaimana kita dapat
menindaklanjutinya. Semesta sebagai ruang adalah harmoni bersama waktu. Mereka
yang berhenti adalah yang mati. Alam dan Bunga bukankah bagian dari yang terus
tumbuh dan berkembang?.
Alam dan Bunga Membingkai 6 Literasi Dasar.
Alam dan Bunga
mengusung kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai tema utamanya. Tema
tersebut merupakan bagian dari jati diri kita sebagai suatu bangsa, potensi
kekayaan alam dan budaya. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terlengkap
di duinia. Diperkirakan, sekitar 100-150 genus dari tumbuhan monoecious dan
diecious, dengan 25.000-30.000 spesies terdapat di Indonesia. Sementara, jenis
hewan yang ada juga lengkap, sekitar 220 ribu jenis.
Indonesia adalah surga
karena limpahan kekayaan alamnya. Karenanya juga merupakan limpahan kesempatan
kita untuk berbuat Ihsan (mengenai berbuat kebaikan/ihsan tidak hanya kepada
manusia, tetapi juga kepada hewan dan tumbuhan bisa dibaca disini).
Bayangkan jika kekayaan tersebut musnah karena kebakaran hutan dan lahan?.
Literasi tidak hanya
mengajak kita sebatas mengetahui, tetapi membawa kita kepada kebermaknaan yang
lebih mendalam. Makna terdalam bagi kita sebagai umat manusia adalah
kemanusiaan, inti dari kemanusiaan itu sendiri adalah empati. Kepedulian
membuat kita saling terhubung.
6 Literasi Dasar
adalah rumpun yang saling terhubung. Maka, Alam dan Bunga dapat terbingkai erat
oleh literasi baca-tulis (baca disini), literasi numerasi
(baca disini), literasi sains (baca disini),
literasi digital (baca disini), literasi finansial (baca
disini), serta literasi budaya dan kewargaan (baca disini).
Alam dan Bunga Membingkai Kompetensi Literasi.
Harmoni Alam dan
Bunga. Beriringan bersama waktu didalam semesta yang senantiasa tumbuh dan
berkembang. Hal itu membutuhkan kompetensi literasi. Pada dasarnya, evolusi
menjadikan manusia sebagai mahluk pembelajar (baca disini).
Leluhur kita telah berhasil “membaca” alam. Oleh karenanya, dari nomaden dan
berburu beralih menjadi menetap, bertani, dan beternak. Tetapi dengan
menulislah, leluhur kita berhasil meningalkan masa pra sejarah menuju babak
baru, babak sejarah.
Beradaptasi bukan tentang
bagaimana cara bertahan hidup. Beradaptasi adalah tentang bagaimana kita
berinovasi dengan pendekatan-pendekatan baru. Berpikir kritis, kreatif,
komunikasi, dan kolaborasi adalah cara-cara yang harus dipergunakan untuk
meraih itu. Itulah yang disebut sebagai kompetensi literasi.
Alam dan Bunga Membingkai Kecerdasan.
Alam dan Bunga melalui
ketiga serinya mengajak kita mawas diri dalam kehidupan kita di semesta. Hendaknya
yang demikian membangkitkan minat kita untuk terus menambah pengetahuan tentang
lingkungan dan alam, membangkitkan minat eksplorasi kita. Pengalaman eksplorasi
kita nantinya akan membentuk pengalaman dan kesan yang membentuk hubungan
emosional antara kita dengan lingkungan dan alam. Sebagai mahluk sejarah, tentu
saja kita memiliki kesadaran untuk mengungkapkan keterhubungan kita dengan
lingkungan dan alam secara verbal, tulisan atau simbol-simbol. Pada akhirnya,
proses tersebut akan membentuk komitmen kita dalam menjaga kelestarian
lingkungan dan alam. Sejatinya adalah kelestarian dan keberlangsungan hidup
kita. Itulah yang dimaksud dengan kecerdasan.
Mengenai kecerdasan
ini, Howard Gardner (1995) mengemukakan
teori mengenai kecerdasan majemuk. dia mengidentifikasi kecerdasan, menjadi :
verbal/linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musikal,
intrapersonal, dan naturalis. Jika berminat untuk mengidentifikasi kecerdasan
majemuk kita, silahkan baca disini. Suatu teori yang sangat akrab dengan
literasi, sebagai konsep berpikir, memecahkan masalah, dan memaknai. Bukan
hanya membentuk kompetensi unggul, tetapi juga menjadikan kita selalu
kontektual dan relevan. Kata lain dari harmoni bersama waktu di semesta.
Alam dan Bunga dalam Bingkai Hari Esok.
Setelah 30.000
eksemplar Alam dan Bunga seri 1-3 tersebar, menarik disimak, apalagi gebrakan
berikutnya?. Dalam bayangan saya, mungkin ada kontes cerita dan ilustrasi untuk
cerita Alam dan Bunga seri berikutnya? Atau akan ada prakarsa pembentukan
jaringan Relawan Muda Lingkungan hidup di setiap taman bacaan? Atau ada akan ada
jambore kesadaran lingkungan bagi para pegiat literasi? Atau bahkan sesuatu
yang tidak terbayangkan sebelumnya?. Apapun itu, saya yakin jika RAPP dan Mas
Tri akan terus bergerak bebas di zona ikhlas.
Aris Munandar. Pegiat di Matahari Pagi.
Menginspirasi banget, semoga bunda bisa berpatisipasi dalam gerakan ini.
BalasHapus