Sabtu, 29 September 2018

BINGKAI ALAM DAN BUNGA



PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) kembali menunjukan konsistensinya dalam menggerakan kesadaran akan alam melalui jalan literasi. Konsistensi adalah nyawa dari literasi itu sendiri. Sebuah gerakan yang berkelanjutan beriringan dengan waktu. Ruang yang terus tumbuh dan berkembang harus selalu diisi, sepertihalnya Alam dan Bunga.

Apakah Alam dan Bunga itu? Ya, sebagai sebuah teks, didalamnya tentu saja mengandung konten dan konteks. Konten Alam dan Bunga pernah kita ulas disini. Lalu, apa saja konteksnya?. Tapi, sebelumnya kita haturkan apresiasi kepada MasTri atas peranannya sebagai motor utama dari semua yang kita bahasa ini. Pada dasarnya, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membesarkan satu pihak atau seseorang, apalagi bertujuan untuk mengambil hati. Tulisan ini bertujuan memberikan sekadar informasi mengenai masih adanya kepedulian. Dari sana diharapkan terbersit secercah inspirasi. Dan tentu saja, muaranya pada bagaimana kita dapat menindaklanjutinya. Semesta sebagai ruang adalah harmoni bersama waktu. Mereka yang berhenti adalah yang mati. Alam dan Bunga bukankah bagian dari yang terus tumbuh dan berkembang?.

Alam dan Bunga Membingkai 6 Literasi Dasar.

Alam dan Bunga mengusung kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai tema utamanya. Tema tersebut merupakan bagian dari jati diri kita sebagai suatu bangsa, potensi kekayaan alam dan budaya. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terlengkap di duinia. Diperkirakan, sekitar 100-150 genus dari tumbuhan monoecious dan diecious, dengan 25.000-30.000 spesies terdapat di Indonesia. Sementara, jenis hewan yang ada juga lengkap, sekitar 220 ribu jenis.

Indonesia adalah surga karena limpahan kekayaan alamnya. Karenanya juga merupakan limpahan kesempatan kita untuk berbuat Ihsan (mengenai berbuat kebaikan/ihsan tidak hanya kepada manusia, tetapi juga kepada hewan dan tumbuhan bisa dibaca disini). Bayangkan jika kekayaan tersebut musnah karena kebakaran hutan dan lahan?.

Literasi tidak hanya mengajak kita sebatas mengetahui, tetapi membawa kita kepada kebermaknaan yang lebih mendalam. Makna terdalam bagi kita sebagai umat manusia adalah kemanusiaan, inti dari kemanusiaan itu sendiri adalah empati. Kepedulian membuat kita saling terhubung.

6 Literasi Dasar adalah rumpun yang saling terhubung. Maka, Alam dan Bunga dapat terbingkai erat oleh literasi baca-tulis (baca disini), literasi numerasi (baca disini), literasi sains (baca disini), literasi digital (baca disini), literasi finansial (baca disini), serta literasi budaya dan kewargaan (baca disini).

Alam dan Bunga Membingkai Kompetensi Literasi.

Harmoni Alam dan Bunga. Beriringan bersama waktu didalam semesta yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Hal itu membutuhkan kompetensi literasi. Pada dasarnya, evolusi menjadikan manusia sebagai mahluk pembelajar (baca disini). Leluhur kita telah berhasil “membaca” alam. Oleh karenanya, dari nomaden dan berburu beralih menjadi menetap, bertani, dan beternak. Tetapi dengan menulislah, leluhur kita berhasil meningalkan masa pra sejarah menuju babak baru, babak sejarah.

Beradaptasi bukan tentang bagaimana cara bertahan hidup. Beradaptasi adalah tentang bagaimana kita berinovasi dengan pendekatan-pendekatan baru. Berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi adalah cara-cara yang harus dipergunakan untuk meraih itu. Itulah yang disebut sebagai kompetensi literasi.

Alam dan Bunga Membingkai Kecerdasan.

Alam dan Bunga melalui ketiga serinya mengajak kita mawas diri dalam kehidupan kita di semesta. Hendaknya yang demikian membangkitkan minat kita untuk terus menambah pengetahuan tentang lingkungan dan alam, membangkitkan minat eksplorasi kita. Pengalaman eksplorasi kita nantinya akan membentuk pengalaman dan kesan yang membentuk hubungan emosional antara kita dengan lingkungan dan alam. Sebagai mahluk sejarah, tentu saja kita memiliki kesadaran untuk mengungkapkan keterhubungan kita dengan lingkungan dan alam secara verbal, tulisan atau simbol-simbol. Pada akhirnya, proses tersebut akan membentuk komitmen kita dalam menjaga kelestarian lingkungan dan alam. Sejatinya adalah kelestarian dan keberlangsungan hidup kita. Itulah yang dimaksud dengan kecerdasan.

Mengenai kecerdasan ini, Howard Gardner (1995)  mengemukakan teori mengenai kecerdasan majemuk. dia mengidentifikasi kecerdasan, menjadi : verbal/linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musikal, intrapersonal, dan naturalis. Jika berminat untuk mengidentifikasi kecerdasan majemuk kita, silahkan baca disini. Suatu teori yang sangat akrab dengan literasi, sebagai konsep berpikir, memecahkan masalah, dan memaknai. Bukan hanya membentuk kompetensi unggul, tetapi juga menjadikan kita selalu kontektual dan relevan. Kata lain dari harmoni bersama waktu di semesta.

Alam dan Bunga dalam Bingkai Hari Esok.

Setelah 30.000 eksemplar Alam dan Bunga seri 1-3 tersebar, menarik disimak, apalagi gebrakan berikutnya?. Dalam bayangan saya, mungkin ada kontes cerita dan ilustrasi untuk cerita Alam dan Bunga seri berikutnya? Atau akan ada prakarsa pembentukan jaringan Relawan Muda Lingkungan hidup di setiap taman bacaan? Atau ada akan ada jambore kesadaran lingkungan bagi para pegiat literasi? Atau bahkan sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya?. Apapun itu, saya yakin jika RAPP dan Mas Tri akan terus bergerak bebas di zona ikhlas.


Aris Munandar. Pegiat di Matahari Pagi.

1 komentar:

  1. Menginspirasi banget, semoga bunda bisa berpatisipasi dalam gerakan ini.

    BalasHapus

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"