Bayangkan jika semua orang mengerjakan hal yang sama? Pekerjaan menjadi serba serupa, mayoritas akan jadi pengikut bukan? Sejatinya setiap individu memiliki hal unik dalam dirinya, sepertihalnya intan terbungkus debu, Ia harus dibersihkan dan digosok. Begitu pula bakat harus diasah, sehingga bisa menjadi pintu kesempatan. semua orang adalah peran utama, tergantung sudut mana kita memandang.
Sudut pandang ibarat sebuah lampu sorot, tergantung bagian mana yang dijadikan fokusnya, diri sendiri atau orang lain. Kemandegan antara masa lampau dan masa depan membuat kita hanya bergelut dengan rutinitas, jadwal terartur, masa depan mudah tertebak. Dan selamanya kita hanya akan berada dalam kotak.
Menjelajahi dunia baru sama halnya masuk ke dalam lubang misteri, seolah suram tak terbayangkan. kita takut terhadap sesuatu yang belum jelas, takut akan kemungkinan diperolok, risiko, kejadian dan situasi asing. Namun percayalah, tempat keajaiban ada di luar zona nyaman. Kita hanya perlu menentukan tujuan (baca; mimpi), seperti kita membuka pintu, keluarlah dari kenyamanan rumah, coba hal-hal yang menurut kita baru, bahkan dianggap mustahil.
Ikuti rasa penasaran, karena ketika kita merasa terbenam dalam kesibukan yang umum tetapi merasa jemu, pergilah untuk traveling, kita tidak perlu membuat rencana yang matang, menginap di hotel A, berkunjung ke tempat B, cukup hanya menjelajah saja, percayalah kita akan menemukan kejutan-kejutan yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Dan kita tidak perlu menjadi orang paling terkenal di dunia atau menjadi seorang yang sangat kaya untuk sukses. Hanya cukup mengerjakan keahlian terbaik saja.
Sumber: How To Be Interesting by Jessica Hagy
Hazar
Widiya Sarah. Penulis, Guru Bahasa
Indonesia di salah satu SMA Swasta, Co-founder Komunitas Matahari Pagi,
Pengelola Aris Munandar Library, Editor Penerbit Matahari Pagi, Tutor Kelas
Matahari Pagi, Kontributor www.mataharipagi.tk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar