Pernahkah
kalian marah pada hidup ini?
Pernahkah
kalian merasa semuanya seolah tidak adil?
Mayoritas
manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dimiliki dan apa yang selama
ini diperolehnya, membuatnya terus merasa bahwa hidup ini egois. Tidakkah kita
berpikir bahwa di atas langit ada langit dan di bawah tanah ada tanah lagi. Di
dunia ini akan selalu ada kata ‘lebih’. Itu semua menunjukan bahwa seharusnya
kita bersyukur dengan apa yang selama ini kita miliki. Coba lihat seseorang
yang terlahir dengan keadaan cacat namun masih bisa menyikapi hidup dengan
senyuman, bahkan mereka bisa melahirkan karya-karya luar biasa dalam
keterbatasan yang mereka miliki. Coba tanyakan kepada hati kita apa yang
membuat mereka berhasil? Jawabannya begitu sederhana yaitu kekuatan ikhlas.
Nah.. sekarang masih bisakah kita menyia-nyiakan kelebihan fisik, otak dan hati
kita begitu saja?
Kita
ikhlas dengan cara menerima kekurangan dan kelebihan, menerima hasil apapun
dari perjuangan kita. Tapi bukan berarti menerima itu, kita jadi pasrah-pasrah
saja ya.. menerima berarti kita berdamai dengan segala yang kita punya,
termasuk kekurangan dan keterbatasan kita, lalu berangkatlah dari apa yang kita
miliki, mencapai target-target yang telah kita tetapkan, bertahap kita bangkit
menjadi manusia yang lebih baik.
Pisau
tajam itu karena diasah, seperti saat pertama belajar berjalan, kita terjatuh
dan terguling puluhan kali, bayangkan jika sekali jatuh saja dulu kita menyerah,
kita tidak akan bisa berjalan sekarang. Sikap yang sama ketika kita jatuh
bangun menghadapi ujian-ujian hidup yang datang silih berganti, kadang pula
beruntun, semua itu adalah pelajaran berharga meski sering rasanya menyakitkan.
Kita tidak akan menjadi hebat hanya dengan sekali ujian, kita perlu ujian-ujian
itu untuk meningkatkan kedewasaan kita, yang paling penting ketika jatuh adalah
kita bangkit bukan mencaci.
Bangkit
sama dengan kita bertanggung jawab, mencaci sama dengan kita melarikan diri lalu
membuat penyangkalan-penyangkalan. Perlu diketahui permasalahan ada untuk
diselesaikan, seperti contoh masalah matematika di bawah ini;
N
+ 3 = 5, jadi N = ....
N
itu adalah permasalahannya, tugas kita adalah mencari jawaban dari permasalahan
yang sedang kita hadapi, berarti N dalam contoh di atas adalah ? ya.. N = 2
Contoh
masalah lain;
Setiap
Andi melakukan pelanggaran, berarti Andi harus menerima konsekuensi dengan cara
mengikuti latihan kedisiplinan pada hari Minggu, sehingga Andi tidak mendapat jatah
libur akhir pekan, lalu kapan kah Andi akan mendapat libur akhir pekan?
Nah..
dari masalah di atas, menurutmu bagaimana cara menyelesaikannya?
Tidak
mendapat konsekuensi = tidak melakukan pelanggaran
Libur = sesuai aturan
Jika
logikanya seperti itu, maka jawabannya adalah Andi mendapat libur akhir pekan
jika andi sesuai dengan aturan.
Kita
hanya perlu menghadapi dan menyelesaikannya, lalu berusaha berbuat pas dengan
aturan, itulah yang dimaksud dengan tanggung jawab.
Segalanya
harus berimbang, ketika kita unggul secara pribadi, maka kita juga harus unggul
secara organisasi, seorang diri kita bisa mendobrak pintu, bersama-sama kita
bisa meruntuhkan benteng, setiap individu mempunyai keunggulan, maka himpun persamaan
dengan cara menggabungkan keunikan masing-masing. Perbedaan tidak menjadikan
kita runtuh namun sebaliknya dapat melahirkan sajian baru yang bernilai kreatif
dan inovatif
Hazar
Widiya Sarah. Pengasuh Rubrik Rambu Jalan, Penulis,
Konselor, Guru Bahasa Indonesia di salah satu SMA Swasta, Co-founder Komunitas
Matahari Pagi, Pengelola Aris Munandar Library, Chief of Editor Penerbit
Matahari Pagi, Mentor Kelas Literasi Matahari Pagi, Kontributor Tetap www.mataharipagi.tk, Komisaris CV
Matahari Pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar