Senin, 05 Februari 2018

Cerita dibalik permainan "Loncat Batu Antariksa"




Hari ini mau kasih hadiah apa ya? 

Apa dia akan suka dengan hadiah ini?

Pernahkah pertanyaan di atas terlintas di benak kita, sudah pasti kita sebagai orangtua ingin memberikan yang terbaik untuk anak, namun nyatanya “hadiah” tidak melulu harus barang mahal nan berkualitas. Hadiah terindah bisa jadi berupa kesempatan bereksplorasi ‘tanpa diganggu’, dalam artian orangtua kadang-kadang merasa gemas ingin ikut menyelesaikan pekerjaan anak, karena menilai apa yang sedang dikerjakan anak itu terlalu mudah dan jalan keluarnya sudah di depan mata.

Namun tahukah kita? Yang diperlukan anak untuk melukiskan kisah suksesnya adalah mengalami langsung kejadian, peristiwa, pengalaman atau apa saja yang dialami anak, itulah yang membuatnya merasa istimewa. Memang “kisah sukses” tersebut sangatlah bersifat subjektif karena pencapaian setiap anak akan berbeda-beda.

Lalu “sukses” di sini apakah ukurannya nilai tertinggi?

Sejarawan Sarah Lewis bercerita mengenai pengalamannya di museum, saat itu merupakan pekerjaan pertamanya dan Ia menyadari bahwa tidak semua karya seni yang ada merupakan mahakarya, sesuatu yang kelihatannya hampir gagal atau hampir sukses justeru bisa menjadi suatu karya seni itu sendiri. Nah coba kita renungkan pencarian kesuksesan kita, jangan-jangan justeru yang hampir itulah yang mendorong kita untuk tetap maju.

Jika kita pun demikian (masih belajar dan berupaya) akan menjadi bijak ketika memberikan ruang untuk anak mencoba mengaplikasikan konsepnya sendiri, agar “jatuh-bangun” mereka alami langsung dan yang “hampir sukses” juga “Sukses” mendorong mereka tetap berkarya, hal itulah yang menjadi proses penting dalam tangga hidup mereka.

Begitupun Daniah pada fase pralatih ini Ia bebas mengeksplorasi banyak hal, Daniah mencoba banyak permainan yang membawanya pada rangkaian proses gagal-berhasil, memperkenalkan Ia pada sebuah kompetisi menang dan kalah, yang membantunya mengenali berbagai emosi yang timbul dalam prosesnya; perasaan kesal, marah, kecewa, suka, bangga dll.

Nah berawal dari kekesalannya ketika Ia kalah dalam sebuah permainan; kali pertama reaksinya marah, kali kedua reaksinya menangis, kali ketiga Daniah mencoba berpikir dingin dan mencari sesuatu yang membuatnya merasa nyaman dan terciptalah sebuah permainan baru yang dia buat sendiri “Permainan Loncat Batu Antariksa”.

Jadi permainan ini Daniah ciptakan dalam rangka bersenang-senang, cara kerjanya juga sederhana;Pertama lempar dadu, jika sisi dadu yang munculnya 2, maka kita harus melangkah dua kali pada batu-batu antarikasa, jalurnya mengikuti garis yang ada (catatan: di dalam gambar ada bulatan warna-warni, itu adalah batu-batu yang sedang melayang di luar angkasa sana), nah … jika kita beruntung maka akan mendapatkan kartu harapan yang artinya kita bisa membuat garis baru yang bisa dihubungkan ke batu manapun yang kita suka (catatan: dari permainan ini dibuat sampai sekarang hanya Daniah yang pernah mendapatkan kartu harapan, katanya “karena aku yang buat peraturannya”).

Ya, jadi kurang lebih seperti itulah imajinasi membantu kita menyelesaikan berbagai permasalahan, meskipun saat ini penyelesaian yang Daniah buat masih dalam tahap kenyamanannya sendiri, sangat terbuka kemungkinan esok dia akan membuat penyelesaian dengan lebih bijak lagi, kuncinya adalah kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"