Gerakan literasi hendaknya dimulai dari cara kita mengelola layanan informasi dan memanfaatkannya. Literasi dalam konteks GLN merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas.
Pada era dgital sekarang ini, keberadaan komunikasi visual semakin kuat. Tidak berhenti disana, bahkan, multimodalitas (teks, gambar, visual, suara dan fitur-fitur interaktif yang melengkapinya). Idealnya, milenials memiliki kecakapan multi-literasi, yaitu kecakapan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia.
Ujung tombak multi-literasi adalah keterampilan untuk memahami, mengapresiasi, menginterpretasi, memahami tujuan di balik penciptaan gambar sebagai simbol makna, serta mengomunikasikan gagasan melalui gambar/simbol visual secara baik dengan memperhatikan elemen bentuk, garis, sudut pandang, pewarnaan, pencahayaan, dan lain-lain (atau disebut sebagai literasi visual).
Saking kompleksnya, literasi visual termasuk kedalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill). Untuk itu, literasi visual harus ditunjang oleh : (1) kemampuan untuk mencari informasi, sumber referensi melalui sistem penyimpanan data dan bahan pustaka (literasi perpustakaan); (2) kemampuan menggunakan perangkat teknologi secara kritis dan bijak (literasi teknologi); (3) kemampuan mengakses, menyaring, dan menggunakan informasi dalam media secara kritis (literasi media).
Landasan dari multi-literasi diatas adalah 6 literasi dasar yang terus digaungkan melalui GLN. Dari keenam literasi dasar tersebut, pintu masuknya adalah literasi digital.
Literasi digital sebagai kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menghadirkan literasi baru yang sudah memasuki fase 2. Literasi teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) merujuk pada kemampuan teknis yang memungkinkan keterlibatan aktif dari komponen masyarakat sejalan dengan perkembangan budaya serta pelayanan publik berbasis digital (Kemdikbud, 2017).
Literasi TIK memiliki 2 aspek, yaitu literasi teknologi (sebelumnya disebut sebagai literasi komputer) dan literasi informasi. Literasi informasi merupakan kemampuan untuk memetakan, mengidentifikasi, mengolah, dan menggunakan informasi digital secara optimal.
Literasi informasi, selain sebagai salah satu aspek dari literasi TIK, juga merupakan aspek dari literasi media. Aspek lain dari literasi media adalah literasi sosial media, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara wajar dan mengevaluasi percakapan melalui media sosial dengan kritis.
Ketika kita melakukan komunikasi melalui sosial media, seringkali kali kita menggunakan gambar sebagai medium untuk menyampaikan pesan/makna. Maka kembali disini, literasi visual menegaskan posisi vitalnya.
--- Bersambung ke seri 6 ---
Aris Munandar. Pegiat di Matahari Pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar