Ke generasi muda kita berperi
Bulatkan tekad luruskan hati
Dalam bersaing hendaklah berani
Agar menjadi tuan di rumah sendiri
Bait ke-268 Syair Nasib Melayu
H Tenas Effendy, 1990.
DUNIA MENANTANG.
Bedakan antara ancaman dan tantangan. Ancaman dunia
dewasa ini adalah eksploitasi kesadaran kemanusiaan manusia secara masif.
Disana ada yang disebut post truth
dan framing-nya, ada moral hazard pendidikan kita, ada tirani
kapitalis yang mengendarai globalisasi, dan lain-lainnya, dan sebagainya.
Tantangan menawarkan suatu peluang. Apabila kita
berhasil mengatasi tantangan tersebut, maka kita meraih peluang/kesempatan.
Jika tidak? Habislah kita (baca artikel sebelumnya DISINI).
Dunia dalam rupa internet
of things, dalam era Revolusi Industri 4.0 melontarkan tantangan. Apa itu?
Dunia menantang : (1) beranikah kita memiliki kemampuan berbahasa ( baik itu
menulis, membaca, menyimak dan berbicara, maupun pemahaman akan teks, konteks
dan konten) sebagai kemampuan mendasar dalam peradaban manusia?; (2) beranikah
kita menguasai teknologi informasi?; (3) beranikah kita memiliki kemampuan
manajerial yang baik, yakni yang dapat menjadikan kita sebagai trasformator
baik secara individual maupun organisasional?.
Kenapa tantangan itu mempertanyakan keberanian kita?
Karena kita memiliki latar yang beragam, itu modal yang sangat berat untuk
melangkah. Bagaimana tidak? Ketika bicara literasi sebagai kunci jawaban dari
segala macam permasalahan, literasi kita dalam kondisi bertumpukan. Masyarakat
kita (menurut Ong, 1982; 2012 dalam Saryono, -) ada yang masih berkutat dalam
zaman kelisanan primer/murni (orality),
zaman naskah atau khirografis (manuscript,
chirographic), zaman literasi atau tipografis (literacy, typographic), dan malah sudah ada yang berada dalam zaman
kelisanan sekunder (secondary orality).
Untuk memahami hal ini, baiknya kita mengelaborasi
paparan yang sangat baik dari Prof. Djoko Saryono dalam tulisannya berjudul :
“Literasi sebagai Episentrum Kemajuan Kebudayaan dan Peradaban”. Suatu masyarakat yang masih bertumpu pada
kelisanan primer dan naskah akan sulit berkembang serta kikuk dalam merespon
berbagai perubahan. Sebaliknya, masyarakat yang meskipun yang sudah berada pada
zaman kelisanan sekunder, tetap harus memenuhi syarat mutlak, yakni fondasi
literasi yang kuat. Jadi, jika kita rangkum tantangan yang dilontarkan dunia,
beranikah kita menjadikan literasi sebagai episentrum kehidupan kita?.
KITA MENJAWAB LANTANG.
Mendasarkan pergerakan pada ilmu pengetahuan dan iklim
intelektualitas merupakan langkah yang tepat. Itu juga yang menjadi inti di
Matahari Pagi, yaitu aktivitas knowledge
sharing atau knowledge transfer,
yang merupakan porses dialektika ilmiah atau interaksi intelektual diantara
anggota komunitas.
Knowledge sharing / knowledge
transfer mensyaratkan perlakuan ilmiah terhadap ilmu pengetahuan sehingga
ilmu pengetahuan tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan (what to be), lebih jauhnya dapat
menggerakan atau mentransformasikan seseorang (baca : individu) dan atau
organisasi menjadi lebih efektif, efisien, fleksibel dan adaptif (how to be) terhadap perubahan yang serba
cepat.
Knowledge sharing / knowledge
transfer ini bisa dilakukan melalui 2 pendekatan. Pertama, pendekatan
kodifikasi yang interaktif. Kedua, pendekatan personalisasi yang interaktif.
Kedua pendekatan ini hendaknya dipadupadankan secara seimbang. Kedua pendekatan
itu tak lepas dari 4 keterampilan berbahasa, yaitu, membaca, menulis,
berbicara, dan menyimak.
Proses berbicara-menyimak, baik masih dalam tahap
kelisanan primer maupun kelisanan sekunder, sandarannya ada pada aktivitas
baca-tulis. Kemampuan baca-tulis sesungguhnya memiliki sukma berpikir kritis-kreatif.
Hal itu pada hakikatnya merupakan human
capital creation, proses pembangunan aset sumber daya manusia yang unggul. Keunggulan
sumber daya manusia tersebut, setidaknya memiliki 4 level, yaitu : (1) cognitive felxibility; (2) system knowledge; (3) management knowledge; dan (4) self-creative motivated.
Seperti apa 4 level keunggulan sumber daya manusia
tersebut? Bagaimana hal tersebut bisa membuat perubahan? Hal apa yang
dibutuhkan? Simak lebih lanjut DISINI.
Aris Munandar – Matahari Pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar