Minggu, 03 Maret 2019

MARI MENDONGENG : PANDUAN BELAJAR MENDONGENG KAK WEES




“Pendidikan Keluarga adalah Pendidikan Masa Depan” (WeES Ibnoe Sayy, 2007).

Mari Mendongeng adalah buku karya Kak WeES terbitan Lembaga Rumah Dongeng Indonesia tahun 2007. Beliau adalah Pendiri Rumah Dongeng Indonesia. Dalam pengembaraan ilmunya, selain nyantri, Kak WeES juga mempelajari berbagai kesenian tradisional hingga teater. Berdasarkan kedalaman pemahamannya, Kak WeeS mendorong untuk mengembalikan kegiatan mendongeng di setiap rumah.

TENTANG DONGENG.

Mendongeng (bercerita atau storytelling) adalah tradisi lisan yang sudah sangat tua dan bisa ditemukan dalam berbagai budaya setiap bangsa. Di Mesir, pada westcar papyrus ditemukan gambar seorang Cheops (pembuat piramida) sedang bercerita kepada anaknya. Demikian Kak WeES membuka pemaparannya tentang dongeng.

Meskipun banyak disangka jika mendongeng itu hanya untuk anak-anak. Namun, pada dasarnya mendongeng merupakan alat komunikasi yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Ada 2 (dua) unsur utama dalam mendongeng, yaitu cerita dan penuturan.

TENTANG IMAJINASI.

Jauh sebelum dikenal nama Indonesia, para pendiri bangsa sudah mengimajinasikannya. Imajinasi hadri dari pola pikir yang terus tumbuh (growth mindset). Menurut Kak WeES, imajinasi merupakan awal dari kreativitas. Kenapa anak-anak selalu antusias ketika menyimak dongeng? Ya, karena mereka memiliki satu set pemikiran divergen. Namun ironisnya, pemikiran tersebut terkikis oleh sistem pendidikan yang kaku. Hingga tinggal menyisakan 3% lagi pada usia 25 tahun (weforum.org, 2017).

Mendongeng adalah pendidikan dengan pendekatan afektif. Keluarga yang memiliki kegiatan dongeng akan memiliki hubungan batin yang lebih erat. Kedekatan inilah modal anak ketika dalam masa pertumbuhannya menghadapi hal-hal baru. Komunikasi yang baik antara anggota keluarga akan membantu mereka menemukan jawaban-jawaban. Kemudian akan bermuara pada pembentukan konsep diri mereka.

TENTANG CERITA.

Seperti apakah cerita yang bagus itu? Cerita yang bagus adalah cerita yang dapat mengikat audiensnya. Membuat mereka tertawa, berpikir, merenung, dan merefleksikan diri. Untuk dapat memiliki ikatan itu, cerita harus fokus pada satu tema. Kemudian tema tersebut ditopang oleh alur yang jelas dari awal sampai akhir.

Kehadiran tokoh akan menjadi identifikasi audiens. Maka, tampilkanlah sedetail mungkin. Termasuk konflik yang tokoh tersebut hadapi dan bagaimana ia menyikapinya. Cerita yang bagus adalah cerita yang memiliki gambaran yang hidup. Cerita yang dapat kita jadikan cermin diri. Yang paling penting, dalam memilih cerita untuk mendongeng, haruslah cerita yang kita sukai. sehingga, kita juga memiliki ikatan emosional dalam menuturkannya.

SEBELUM MENDONGENG.

Mendongeng tidaklah bisa sekadar asal-asalan. Vokal sebagai alat utama dalam bertutur haruslah prima. Intonasi, artikulasi dan tempo dalam bertutur menentukan. Selain itu, harus diperkaya juga dengan mimik dan gestur. Sehingga kita sebagai pendongeng haruslah ekspresif.

Pendongeng bisa melatih itu semua dengan olah pernafasan, bisa juga dengan senam mulut. Tapi, yang pasti, pendongeng harus kaya akan refernsi. Baik itu dari kehidupan keseharian kita, maupun dari bacaan atau tontonan.

Lalu, bagaimana kita sebagai pendongeng terhubung dengan audiensnya? Yang pasti pedongeng harus memmahami audiensnya. Dengan pemahaman ini, pendongeng bisa memilih cerita yang sesuai. Jangan lupa, keakraban harus dibangun.

MENDONGENG INTRAKTIF.

Sebagai salah satu bentuk komunikasi, mendongeng bukanlah monolog. Ia merupakan dialog. Maka suasana itu harus dibangun. Audiens harus dilibatkan dalam kegiatan mendongeng kita. Untuk itu, pendongeng haruslah tanggap terhadap situasi dan kondisi disekitarnya.

Ibarat seorang koki, pendongeng juga harus terampil menyajikan ceritanya. Ia harus terampil mengolah materi cerita, mengolah kata demi kalimat, maupun benda disekitarnya. Pada akhirnya, mendongeng adalah penghantar cinta dalam keluarga. Sesuatu yang bersumber dari hati, maka akan sampai ke hati juga.


Aris Munandar – Matahari Pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"