Minggu, 19 April 2020

PERUNDUNGAN DI KELAS, Sebuah Pratinjau

Semilir adalah sebuah ajang mengorganisasikan gagasan dan mendiskusikannya. Gagasan tersebut ditulis dalam bentuk esai. Sebelum diterbitkan, gagasan esai tersebut akan didiskusikan terlebih dahulu. Untuk itu, pratinjau ini dimaksudkan sebagai bahan pemantik terhadap diskusi tersebut. Pratinjau ini merupakan tinjauan terhadap gagasan esai yang terdiri dari 2 (dua) bagian. Bagian pertama, memotret gagasan-gagasan dan poin menarik yang ada dalam esai menjadi sebuah ikhtisar. Bagian kedua, catatan-catatan editor terhadap hal-hal yang terkait dengan bagian pertama.

Pemantik diskusi ini sengaja disajikan dalam bentuk pratinjau, karena untuk menjaga originalitas karya penulis. Diskusi kali ini akan menyajikan judul “Perundungan di Kelas” dengan narasumber Utik Kaspani, selaku penulisnya. Sebenarnya esainya berjudul Ulala... Esai ini nanti akan bisa dibaca dalam buku SEMILIR: Literasi-Kita-Kini yang akan diterbitkan oleh Matahari Pagi.


Ikhtisar 

Secara garis besar, Utik dalam esainya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, ruang kelas selalu memberikan kejutan-kejutan baru.

Kedua, persoalan dan penyebab terjadinya perundungan di ruang kelas.

Ketiga, mencegah perundungan dianggap sebagai sebuah kelaziman.

Keempat, usaha mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan berhadapan dengan siswa yang lambat belajar.

Kelima, siswa lambat belajar sebagai pemicu terjadinya perundungan.

Keenam, antisipasi terjadinya  melalui classroom community building.

Ketujuh, pentingnya kerja ikhlas bagi seeorang guru.


Pratinjau 

Apakah ada spot rentan perundungan di sekolah, selain di ruang kelas?  

Apakah sudah ada upaya antisipasi perundungan berbasis kajian?

Sampai sejauh mana guru berkolaborasi dengan siswa dalam upaya pencegahan perundungan?

Apakah antisipasi perundungan sudah terintegrasi dan menjadi perhatian utama pihak sekolah?

Apakah sekolah sudah memiliki strategi yang fokus dan dievaluasi keefektifannya?

Sejauh mana pihak sekolah mengakomodir dan merespons suara dari siswanya?

Adakah pelatihan secara khusus untuk mencegah perundungan yang diinisiasi pihak sekolah?


Semilir: Literasi-Kita-Kini

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"