Rabu, 13 Mei 2020

LITERASI KULINER, Sebuah Pratinjau


Semilir adalah sebuah ajang mengorganisasikan gagasan dan mendiskusikannya. Gagasan tersebut ditulis dalam bentuk esai. Sebelum diterbitkan, gagasan esai tersebut akan didiskusikan terlebih dahulu. Untuk itu, pratinjau ini dimaksudkan sebagai bahan pemantik terhadap diskusi tersebut. Pratinjau ini merupakan tinjauan terhadap gagasan esai yang terdiri dari 2 (dua) bagian. Bagian pertama, memotret gagasan-gagasan dan poin menarik yang ada dalam esai menjadi sebuah ikhtisar. Bagian kedua, catatan-catatan editor terhadap hal-hal yang terkait dengan bagian pertama.


Pemantik diskusi ini sengaja disajikan dalam bentuk pratinjau, karena untuk menjaga originalitas karya penulis. Diskusi kali ini akan menyajikan judul “Literasi Kuliner, Membangun Budaya Literasi melalui Dapur” dengan narasumber Debby Lukito Goeyardi, selaku penulisnya. Esai ini nanti akan bisa dibaca dalam buku SEMILIR: Literasi-Kita-Kini yang akan diterbitkan oleh Matahari Pagi.



Ikhtisar 


Ada hal menarik yang perlu digarisbawahi pada pembahasan kita  kali, yaitu: (a) GLN telah mencanangkan 6 Literasi Dasar; (b) munculnya istilah literasi diluar 6 Literasi Dasar secara esensi tidak terlepas dari jiwa keenaamnya tersebut; (c) Literasi Kuliner adalah salah satunya. 


Secara garis besar, Debby dalam esainya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:


Pertama, 2 definisi Literasi Kuliner, yaitu sebagai proses belajar mengenai makanan/memasak dan belajar melalui proses memasak.


Kedua, isu kesehatan dalam Literasi Kuliner.


Ketiga, peranan keluarga pada Literasi Kuliner.


Keempat, 6 Literasi Dasar pada bingkai Literasi Kuliner.


Kelima, orangtua sebagai fasilitator Literasi Kuliner.



Pratinjau 


Seberapa erat korelasi antara Literasi Kuliner dengan buku dan  kecakapan hidup?


Mengenai 2 definisi Literasi Kuliner, apakah berarti yang satu belajar pada prosesnya sedangkan yang satunya lagi belajar dari hasil proses tersebut?


Apakah Literasi Kuliner ini bisa menjadi “pencegah” dari penyebab kematian terbesar awal abad 21 yang disebut Harari, yakni kematian yang disebabkan kekenyangan?


Apakah terjadinya bonding di ruang makan antar anggota keluarga termasuk dalam lingkup Literasi Kuliner?


Bagaimana Literasi Kuliner bisa membingkai 6 Literasi Dasar?


Apakah ada hubungan Literasi Kuliner dengan isu  ketahanan pangan?


Bagaimana gambaran perkembangan Literasi Kuliner post Covid-19?


Bagaimana gambaran food blogger, foodies, dan food traveler sebagai profesi? Apakah Literasi Kuliner memberikan fondasinya?


Apakah bisa Literasi Kuliner membentuk jati diri seseorang, keluarga, atau bahkan sebuah bangsa?



Semilir: Literasi-Kita-Kini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"