“Orang
yang jujur adalah ciptaan Tuhan paling mulia” Alexander Pope.
Pada
kegiatan ke-2 Kelas Integritas bertema : Si Kumbi, Angin di Perut Osyi, kami
fokuskan untuk lebih mematangkan pemahaman terhadap unsur-unsur cerita. Jika
pada kegiatan ke-1 analisa terhadap unsur-unsur cerita dilakukan dengan
pendekatan keterampilan menyimak film Sahabat Pemberani, untuk kegiatan ke-2
ini menggunakan pendekatan keterampilan membaca cerita Si Kumbi, Angin di Perut
Osyi.
Pada
proses menyimak, keberhasilannya ditentukan oleh kemampuan memahami,
menganalisa dan mensintesa. Menyimak sebagai suatu proses mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna yang disampaikan (Tarigan, 1987). Artinya pada kegiatan tersebut
siswa diajak untuk mengidentifikasi adegan-adegan kritis yang menguji
integritas para tokohnya. Hasil identifikasi tersebut kemudian dianalisa,
kenapa tokoh-tokoh dalam film Sahabat Pemberani mengambil sikap demikian.
Disini dimungkinkan para siswa untuk bisa lebih menggali mengenai makna dari
integritas berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Sebagai akhir dari
kegiatan, para siswa diberi project untuk mensintesakan film Sahabat Pemberani
kedalam bentuk sinopsis.
Keberlanjutan
pembelajaran ke kegiatan ke-2, melalui pemahaman unsur-unsur cerita, adalah
penguatan fondasi kebahasaan. Oleh karena pada kegiatan ini, para siswa
didorong untuk menggunakan keterampilan membacanya. Membaca adalah Ada persamaan dalam aktivitas menyimak dan
membaca. Keduanya memiliki persamaan sifat dan tujuan, yaitu sama-sama bersifat
aktif reseptif dan bertujuan memperoleh informasi / pengetahuan. Selain itu,
juga memiliki persamaan dalam prosesnya, meliputi : mengidentifikasi
bunyi-bunyi (fonem), memahami dan menafsirkan maknanya. Persamaan terakhir
terletak pada persiapannya. Menyimak dan membaca membutuhkan persiapan, berupa
kemampuan linguistik (kebahasaan) dan kemampuan non linguistik (pengalaman,
wawasan dan penalaran).
Pada
cerita Si Kumbi, Angin di Perut Osyi mengandung nilai-nilai integritas,
diantaranya : kesederhanaan, keberanian dan kejujuran. Kesederhanaan adalah
nilai integritas yang diklasifikasikan sebagai etos kerja. Kesederhanaan itu
sendiri berarti hidup bersahaja, tidak berlebih-lebihan. Pada nilai inilah, konflik
dalam cerita dimulai. Yakni ketika Osyi terlalu banyak memakan sambal sehingga
menyebabkan sakit perut. Permasalahan terus berlanjut karena Osyi tidak berani
untuk mengemukakan permasalahannya dan memilih untuk diam. Keberanian sebagai
kemantapan hati, percaya diri serta tidak gentar dalam menghadapi kesulitan.
Nilai integritas ini sebenarnya yang menjadi kunci dari penyelesaian masalah.
Pada akhirnya Osyi memiliki keberanian untuk mengungkapkan masalahnya. Inti
dari integritas adalah nilai kejujuran. Kejujuran sebagai kelurusan hati, tidak
berbohong dan tidak curang, merupakan pesan utama yang ingin disampaikan dalam
cerita ini.
Untuk
bisa mengeksplorasi nilai-nilai integritas yang terkandung dalam cerita ini,
para siswa diarahkan menggunakan pendekatan 3 (tiga) jenis membaca, yaitu
membaca kritis, membaca kreatif dan membaca fiksi. Membaca kritis merupakan
kegiatan membaca dengan bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif,
serta analitis. Membaca kreatif diperlukan untuk memahami maksud penulis,
mengorganisasi dasar tulisan, menilai penyajian penulis dan menerapkan pola
5W+1H. Pada kegiatan ini, organisasi dasar tulisan dirujuk pada unsur-unsur
cerita. Oleh karena tulisan yang dipelajari dalam kegiatan ke-2 ini merupakan
karya fiksi, maka diperlukan juga pendekatan membaca fiksi. Cerita Si Kumbi,
Angin di Perut Osyi termasuk kedalam karya interpretatif. Maksudnya adalah
karya yang mengandung penghayatan dan kesadaran makna kehidupan yang luas dan
mendalam, dalam konteks ini nilai-nilai integritas.
Muara
dari seluruh kegiatan di Kelas Integritas adalah menulis. Untuk kegiatan ke-2,
projectnya berupa menulis resensi. Yang mau dicapai dalam menulis resensi ini
supaya para siswa bukan hanya mengapresiasi cerita Si Kumbi sebagai sebuah
karya, melainkan juga agar para siswa mendapatkan manfaat dari cerita tersebut
bagi perkembangan pribadinya dan bagi perkembangan masyarakatnya. Sehingga para
siswa diharapkan memiliki 2 (dua) lapis penilaian dan pertimbangan, yaitu :
nilai literer dan nilai manfaat untuk kehidupan.
Keterampilan-keterampilan
berbahasa, yang terdiri dari berbicara, membaca, menulis dan menyimak akan
terus menerus diperkuat melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran di Kelas
Integritas. Hal tersebut dimaksudkan supaya kita dapat membangun komunikasi
yang sehat dalam menanamkan nilai-nilai integritas. Penting bagi kita untuk
selalu mengembangkan komunikasi secara sehat, jelas dan efektif. Seperti yang
termaktub dalam buku Agar Anak Jujur, Panduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak
Sejak Dini bahwa hal itu dapat membangun citra positif, membangun empati dan
mengungkapkan pandangan secara jujur.
Ditengah
makin marak dan mengakarnya tindak pidana korupsi, seolah yang demikian adalah
budaya yang akan terus diwariskan. Sedangkan jika kita melihat pada sejarah,
bangsa ini didirikan oleh para bapak bangsa yang berintegritas. Sebuah suatu
ironi, kini begitu sulit mencari mencari tokoh yang patut untuk diteladani.
Kelas Integritas adalah kegiatan literasi dengan mededahkan nilai-nilai
integritas. Salah satunya kita dapat membaca kejujuran pada cerita Si Kumbi.
Aris Munandar. Pegiat di Komunitas
Matahari Pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar