Akhirnya
kick off Kelas Integritas telah dilakukan pada tanggal 15 Janari 2018. Banyak
kejutan-kejutan yang terjadi. Dari jumlah siswa yang berminat ternyata melebihi
dari yang kami targetkan sebelumnya. Mereka berasal dari berbagai latar
belakang. Memang kebanyakan pelajar dan mahasiswa, yang merupakan target
sasaran utama kami. Kejutannya justeru dengan adanya pegiat literasi, wirausahawan,
PNS, Dosen dan Guru yang tertarik ikut bergabung. Sampai dengan jangkauan domisili
siswa Kelas Integritas yang tidak hanya diikuti oleh siswa dari Sukabumi,
melainkan juga dari Batam, Ciamis, Bandung dan Purwakarta. Ternyata tawaran
pembelajaran kelas digital merupakan hal yang membuat banyak orang penasaran.
Hal ini membuktikan juga bahwa dengan adanya jaringan internet membuat jarak
dan wilayah semakin tidak relevan.
Hal
ini makin menantang dan melecut semangat kami sehingga tidak sabar rasanya
menanti feedback seperti apa yang
akan tersaji dari materi pembelajaran yang disampaikan. Seperti yang kami
rencanakan sebelumnya, jika kelas ini lebih menekankan pada kualitas. Maksudnya
ialah para siswa yang mengikuti kelas ini diproyeksikan untuk menjadi penggerak
dalam mengkampanyekan nilai-nilai anti korupsi dilingkungannya masing-masing.
Kami memang bermaksud menjadikan siswa Kelas Integritas kali ini sebagai pionir
terbentuknya Jaringan Integritas, selain dari mengajak entitas literasi yang
sudah ada supaya turut serta mengimplementasikan program Tali Integritas.
Untuk
Kelas Integritas kali ini, kami menekankankan penerapan metode pembelajaran
mandiri. Kami ingin merangsang sikap proaktif para siswa dan meninjau sampai
sejauh mana kepedulian mereka terhadap isu-isu antikorupsi yang disampaikan
melalui aksi literasi. Terutama bagi siswa yang mengikuti pembelajaran di kelas
digital (lebih lanjut mengenai kelas digital, silahkan baca : Kelas Digital,seperti apa?).
Pada
kegiatan kesatu ini, kami menyajikan film Sahabat Pemberani : Terdampar di
Hutan Lindung sebagai materi pembelajarannya. Oleh karena para siswa bukan
anak-anak, tentu saja kegiatan utamanya bukan menonton film tersebut, melainkan
didorong untuk menggali mengenai pesan yang terkandung didalam film tersebut. Kegiatan
menggali pesan yang terkandung dalam film Sahabat Pemberani dimaksudkan untuk
dapat mengeksplorasi kecerdasan majemuk para siswa, terutama aspek linguistik,
logika matematika, visual spasial, interpersonal dan intrapersonal. Eksplorasi
tersebut bertujuan agar para siswa menjadi terampil untuk mengemukakan
pendapat, berkomunikasi, berinteraksi dan memecahkan permasalahan.
Penggalian
pesan yang terkandung dalam film Sahabat Pemberani mengunakan teknik analisa
terhadap unsur-unsur cerita yang membangun film tersebut. Unsur cerita adalah
bagian-bagian yang membangun suatu cerita sehingga pesan cerita tersebut dapat
disampaikan kepada audiens. Maksud dari penerapan metode ini adalah supaya para
siswa mampu menafsirkan secara lebih utuh dan kemudian menginterpretasikannya
kembali pemahamannya tersebut.
Unsur-unsur
yang membangun suatu cerita terdiri dari : (1) Karakter tokoh, pelaku dalam cerita;
(2) Latar waktu dan tempat, masa dan lokasi cerita tersebut berlangsung; (3) Konflik
yang terjadi, masalah dalam cerita / benturan berbagai keinginan yang saling
bertentangan; (4) Plot atau alur cerita, berupa urutan kronologis semua
kejadian dalam cerita; (5) Paparan atau eksposisi, berupa pembuka cerita dan
pengenalan latar serta tokoh cerita; (6) Rising
action, berupa pengenalan masalah; (7) Klimaks, puncak dari permasalahan
dalam cerita; (8) Falling action,
fase dimana masalah mulai terpecahkan; (9) Akhir cerita, penyelesaian dari
masalah; dan (10) Tema, pesan yang ingin disampaikan dalam cerita.
Setidaknya
ada 3 (tiga) momen menarik dalam film Sahabat Pemberani tersebut, yaitu : (1)
ketika Krisna kehabisan jatah makanan sementara masih ada persediaan makanan
milik teman-temannya; (2) ketika Panji dan Kirana tiba disuatu kebun pisang,
Kirana merasa sangat lapar; (3) ketika pemilik kebun pisang itu memergoki Panji
dan Kirana. Ketiga hal tersebut menjadi point yang menarik untuk didiskusikan
dalam kerangka nilai-nilai integritas apa yang terkandung dalam
peristiwa-peristiwa tersebut.
Dengan
melakukan analisa terhadap unsur-unsur cerita diatas, para siswa diharapkan
dapat menginternalisasi pesan dalam fim Sahabat Pemberani secara utuh dan
mendalam. Tentu saja disini dibuka ruang yang sangat luas untuk dapat menampung
persfektif kritis para siswa. Bukan hanya menguji kedalaman pemahaman para
siswa sebagai penerima pesan, juga merangsang kepekaan para siswa dalam posisi outside persfective mengenai pesan dalam
film tersebut terhadap anak-anak sebagai sasaran utamanya.
Sebagai
project dari pembelajaran ini, para
siswa diberi tugas untuk membuat sinopsis film sahabat pemberani berdasarkan
hasil analisa terhadap unsur-unsur ceritanya. Hal itu sebagai tahapan
eksternalisasi dari pemahaman yang telah diperoleh para siswa dalam
pembelajaran ini. Sehingga dengan demikian, nilai-nilai anti korupsi, terutama
nilai disiplin, jujur dan tanggung jawab dapat menjadi pengetahuan, kesadaran,
karakter dan integritas para siswa. Diadakan project dalam setiap akhir pembelajaran juga dimaksudkan sebagai
sebagai indikator untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan pembelajaran
dilaksanakan.
Aris Munandar. Pegiat di Komunitas
Matahari Pagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar