Selasa, 26 Februari 2019

Tips Dan Trik Menulis Berita Menarik Ala Utik


"Tulisan ini saya dedikasikan buat semua rekan-rekan kontributor berita Inmas Kemenag Kab. Sukabumi".

Setiap orang pada dasarnya punya kemampuan untuk menulis. Mengapa saya katakan demikian, karena saya percaya tiap hari kita pasti membuka komunikasi atau pembicaraan dengan siapapun. Rasanya tak mungkin bila sehari saja, mulut ini tak bersuara. Lalu apa hubungannya dengan menulis.

Menulis bagi saya adalah pembicaraan yang dilakuakan secara tidak langsung. Berbicara adalah melalui lisan. Sedangkan saya memahami, tidak semua orang mampu mengutarakan langsung apa yang ingin disampaikan atau dibicarakan secara verbal. Dengan berbagai alasan tentunya. Untuk itu, tulisan hadir sebagai media untuk menyampaikan pesan yang tak dapat disampaikan secara lisan.

Menulis bagi seorang guru, saya rasa bukanlah sebuah pekerjaan yang sulit pun juga tak mudah. Bukankah sehari-hari kita juga pasti melakukan komunikasi minimal dengan anak-anak? Apalagi guru yang juga seorang ibu rumah tangga  di rumah. Dari bangun pagi hingga mau tidur lagi, berapa jumlah kata dan kalimat yang sudah kita rangkai. Tentu sangat banyak. Hanya masalah kebiasaan saja yang sedikit saya rasa membuat susah untuk menulis, karena belum terbiasa.

Darimana saya harus mulai menulis, apa yang akan saya tulis, seperti apa gaya bahasanya, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang kerap saya temui pada rekan-rekan yang kebetulan diskusi tentang penulisan, utamanya penulisan berita.

Kurang lebih satu tahun ini, saya memang aktif dalam penulisan berita yang ada di Portal  Kemenag. Kalau boleh jujur saya akui, sebenarnya saya pun tidak bisa, hanya modal nekad saja rasanya yang saya punya. Dan keinginan yang kuat bagaimaan cara agar apa yang saya pikirkan dan inginkan bisa tersampaikan. Hanya itu, tidak lebih.

Mengapa saya menulis...jika diperkenankan sedikit membuka lembaran lama mengapa pada akhirnya saya menulis. Hal ini dimulali saat saya yang seorang perempuan menjadi ibu baru. Hal menarik yang sering saya lakukan dahulu adalah bercerita. Untuk ibu-ibu yang ada di rumah, sebenarnya kegiaatan menulis tanpa kita sadari sudah sering kita lakukan. Seperti halnya menulis daftar belanjaan, menulis keperluan dalam sebulan. Atau mungkin sekarang seiring dengan perkembangan zaman, yang dulu suka menulis dalam buku harian, mungkin saat ini tengah beralih ke media sosial. Seperti facebook, whatsapp, IG dan yang lain.

Saya akan bercerita apa saja kepada anak dengan materi yang sesaui dengan pesan yang ingin saya sampaikan. Tentu dengan bahasa sederhana yang dapat dimengerti oleh anak. Sambil bercerita, libatkan pula anak untuk ikut didalamnya. Untuk mengecek apakah pesan yang ingin kita sampaikan, kita dapat menggali dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang dimengerti anak.

Hal tersebut saya lakukan dulu tatkala anak-anak saya masih balita. Menginjak mereka besar, posisi berubah. Saya lebih banyak menjadi pendengar dan penyimak. Dibutuhkan ruang dan waktu bagi anak untuk berani mengungkapakan apa yang ada dalam pikirannya.

Menyadari siapakah saya, siapa yanga akan berkenan mendengar apa yang akan saya sampaikan, kecuali anak-anak yang ada di kelas saya, mulailah saya menulis. Menulis apa saja. Jika tak mampu tersampaikan lewat tulisan  mengapa tak coba lewat tulisan.

Menyadari kemampuan berbahasa saya secara verbal tidak terlalu baik, terkadang bahkan sering terjadi susunan kaliamat saya kacau. Hal ini ternyata saya mengindap disleksia. Dan suatu hal yang juga baru saya sadari setelah ikut bergabung dalam pendidikan inklusi yang ada di lingkup Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi dan juga hasil belajar dari pusat sumber-pusat sumber yang menjadi acuan belajar kami.

Baik, kita mulai dari mana memulai sebuah tulisan. Menulis berita adalah cara penyampaian informasi melalui tulisan. Dalam penulisan berita bebrapa hal yang perlu kita siapkan sebagai bahan penulisan antara lain :

A. Memilih dan memilah berita yang akan kita tulis

Banyak peristiwa dan kejadian yang ada disekitar kita setiap harinya yang dapat kita temui. Namun ada beberapa pedoman yang biasa saya ambil dalam penulisan berita yang saya lakukan. Ada kejadian menarik namun tidak penting, ada kejadian menarik dan penting, dan ada pula kejadian tidak menarik dan tidak penting. Biasanya saya akan lebih memilih opsi satu dan dua.

Bijak dalam memilah dan memilih berita yang akan kita tulis, hingga tidak akan membuat tulisan berita terkesan “asal ada berita”, walau tak dipungkiri kebutuhan akan berita akan selalu ada.

B. Mencari sumber berita

Sumber berita atau nara sumber, adalah hal penting dalam penggalian sebuah berita yang akan kita tulis. Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mencari nara sumber berita antara lain :

Lakukan pengenalan sesederhana namun seakurat mungkin, bila perlu sertakan beberapa contoh tulisan yang sudah pernah kita buat untuk lebih meyakinkan nara sumber. Dalam perkenalan hal-hal yang harus diperhatikan antara lain (Beberapa hal yang biasa saya lakukan) :
  • Minta izin untuk mengajukan wawancara baik tertulis maupun langsung.
  • Perkenalan diri yang meliputi nama jelas.
  • Instansi asal kita.
  • Maksud dan tujuan menghubungi nara sumber.
  • Bila memungkinkan sebutkan dari mana kita mendapatkan no kontak nara sumber.
  • Jika nara sumber berhalangan, jangan memaksa (apalagi jika memang kita dalam posisi yang sangat membutuhkan nara sumber) minta saja kapan waktu yang beliau sempat.
  • Lakukan semua dengan sopan dan sabar, jangan lupa ucapkan terima kasih. Dan apabila tulisan/berita yang telah kita tulis tayang, sampaikan juga pada nara sumber.
  • Jika ada kesempatan bertemu langsung dengan nara sumber, pelajari dulu seperti apa nara sumber. Mungkin ada refenrensi yang bisa kita pelajari/baa terlebih dahulu. Biografinya. Atau bertanya pada orang-orang yang mengenal beliau. Minimal 2 orang



C. Teknik wawancara dan dokumentasi.

Dalam penggalian informasi dapat kita lakukan baik secara langsung/teknik wawancara langsung maupun tertulis. Dalam hal ini saya lebih banyak menggunakan teknik wawancara tertulis, mengingat tidak selalu ada di lokasi ketika kejadian tersebut berlangsung. Dapat pula kita memberdayakan sumber informasi lain sebagai pengganti pewawancara di lapangan.

Untuk lebih mendukung isi berita yang kita tulis dapat pula kita sertakan foto-foto untuk mendukung isi berita. Pengambilan foto nara sumber jangan pernah lupa untuk meminta izin terlebih dahulu, sekalipun kita telah mengenal dengan baik.

Saat pengambilan foto lakukan sebanyak mungkin, untuk mengangtisipasi hasil jepretan kita yang kurang memuaskan. Dan satu kebiasaan yang paling saya suka adalah mengambil foto-foto candid disamping foto-foto resmi yang saya butuhkan. Adakalanya foto candid akan menjadi sumber bahan anak berita.

D. Mencatat hal-hal penting

Hal-hal penting yang saya maksud dalam penulisan berita meliputi konsep 5W+1H. Konsep 5 W (what,where,when,why,and who) dan 1 H (how). Kumpulkan dahulu semua bahan tulisan terkait 5W dan 1 H tersebut.

Untuk memudahkan penerapan 5W+1 H tadi, dapat dibantu dengan mengamati kondisi sekitar dengan mengoptimalkan panca indera kita. Apakah ada hal-hal lain yang sederhana dan menarik yang dapat kita tulis sebagai anak berita. Terkadang yang menjadi anak berita sering berasal dari hal-hal yang mungkin sepele dan jarang terlintas dibenak.

Berlaku sebagai anak kecil yang kaya akan pertanyaan, terkadang pertanyaan sedikit aneh/konyol sekalipun (catatan hanya untuk ke nara sumber yang sudah benar-benar kita kenal dan akrab. Jangan sekali-kali lakukan pada nara sumber yang baru kita kenal. Menjaga image kita selaku pewarta dimata nara sumber.

E. Menulis berita

Setelah semua bahan berita yang kita butuhkan tersedia, mulailah dengan menulis berita. Adapun kerangka berita yang paling mudah terdiri dari tiga hal :
  •  Kepala berita/teras berita
  • Isi berita
  • Penutup


Jika bahan-bahan telah terkumpul segera tulis, atau cari waktu yang benar-benar nyaman untuk menulis.

Adapun trik (baca: hal-hal yang terkadang menjadi mood booster saya dalam hal menulis berita) yang saya miliki ketika saya menulis adalah saya melakukan seakan-akan seperti tuntutan kita harus menyampiakan informasi kepada anak-anak yang akan kita ajar.

Namun, dalam perjalanan menulis berita tidak semua dapat saya lalui dengan mulus dan tanpa hambatan. Beberapa hambatan yang saya temui antara lain :
  • Bahan berita sangat minim
  • Jarang dan hampir 80% saya tidak pernah ada di lokasi
  • Minim nara sumber yang bisa dihubungi untuk dijadikan acuan.
  • Pelajari SOP penulisan beritanya

Dari semua rangkaian yang telah saya tuliskan diatas, tanpa bermaksud menggurui terhadap siapapun izinkan saya menyimpulkan semua yang telah saya uraikan diatas:
  • Lakukan dengan senang.
  • Tidak merasa menjadi beban.
  • Lakukan seperti air mengalir.

Meminimalisir unsur subyektifitas dalam penulisan (walau terkadang agak sulit, tetap harus dapat menjaga hubungan personal dengan baik dengan nara sumber yang kita miliki. Bisa jadi kita akan bertemu dan membutuhkan kehadiran dan informasinya kembali suatu waktu nanti).

F. Menjaga netralitas untuk menjaga kualitas tulisan.

Tidak menulis berita yang mengandung unsur SARA, hujatan, fitnah, maupun konten-konten lain yang mengundang perpecahan.

Menjadi orang dibelakang layar tentu penuh akan cerita yang kaya baik suka maupun duka. Jangan banyak berharap atas tulisan yang telah kita tulis, selain menyampaikan informasi yang memang ingin kita sampaikan, apalagi berharap feed back dari nara sumber. Mengaingat biasanya nara sumber adalah orang yang super sibuk dengan segudang aktivitas. Cukup bagikan hasil berita yang sudah kita tulis (jika sudah ada).

Saya percaya, bahwa kemampuan menulis bukanlah sesuatu yang diwariskan, namun sesuatu yang harus digali dan diasah. Bakat saja tak cukup untuk bertahan dalam menulis. Butuh komitmen yang tinggi untuk terus giat dalam menulis. Ibarat pisau yang tajam karena seringnya diasah. Demikian pula dengan kemampuan menulis. Jangan berkecil hati hanya karena kita bukan guru Bahasa Indonesia (mungkin ini hanya buat saya), jangan minder hanya karena kita bukanlah pengarang dan penulis terkenal. Menulis, menulis dan menulis. Dan saya juga percaya, mereka yang saat ini terlihat mahir, ahli dalam hal penulisan pasti juga diawalli dengan menjadi seorang pemula.

Dan sebagai penutup, saya sangat terbuka dan legowo terhadap tulisan yang telah saya buat sebagai bahan masukan dan kritik yang membangaun terhadap segala hal yang berkaitan dengan teknis maupun isi berita.

Sukabumi, 19 Februari 2019
07:00:00

Tentang Utik Kaspani

Utik Kaspani lahir di Balikpapan 06 Juni 1977, lahir dari pasangan Kaspani dan Sri Mahainingsih, sulung dari tiga bersaudara ini memang sangat ingin menjadi seorang penulis. Meskipun bukan berasal dari latar belakang seorang pendidik, kini Utik menggeluti profesinya sebagai seorang pengajar di MTs. Nurul Huda Palabuhan ratu semenjak Juli 2005 hingga saat ini. Latar belakangnya sebagai seorang Sarjana Pertanian di bidang Ilmu Tanah sedikit banyak sangat berpengaruh besar terhadap hobbynya jalan-jalan yang akhirnya dituangkan dalam sebuah tulisan.

Sempat bercita-cita menjadi seorang jurnalis, namun akhirnya kandas di tengah jalan karena restu yang tak kunjung datang dari orang tua nya. Bahkan kisah asmaranya pun sempat berakhir pilu karena keinginan kuatnya menjadi seorang jurnalis.

Menjalani profesi sebagai seorang pengajar, tentu memberikan peluang yang sangat lebar buat Utik untuk kembali mewujudkan keinginaannya dalam bidang tulis menulis. Apalagi semenjak bergabung menjadi kontributor aktiv dalam media pemberitaan portal Inmas Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi. Bak gayung bersambut, yang seakan-akan mendapatkan kembali apa yang dulu pernah dicita-citakannya.

Keinginannya yang kuat untuk selalu mau belajar, menjadikan Utik seakan tak pernah kehilangan ide-idenya dalam merangkai kata. Menyadari kelemahannya yang ternyata memiliki sedikiti hambatan dalam merangkai kata dalam berbicara langsung (disleksia) semakin meneguhkan niat nya untuk selalu berusaha berkarya dalam tulisan. Bisa jadi sesuai dengan Motto nya dalam menulis, jika kita tak mampu menyampaikan sebuah pesan melalui lisan, mengapa tak coba lewat tulisan.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"