Minggu, 10 Maret 2019

BINCANG JEMARI : Aplikasi TebaKaku, Peran Bahasa dan Kemajuan Teknologi Informasi



WAG Jaringan Matahari Pagi (Jemari) kembali mengagendakan diskusi online mengusung tema literasi. "Diskusi ini sengaja kami hadirkan semata mata menghimpun ilmu yang terserak dari para nara sumber demi melatih nalar kritis berfikir yang berkemajuan bagi para anggota" Ucap Aris Munandar selaku penggagas WAG Jemari.

Tepat pada pukul 19.30 - 20.30 diskusi online tersebut berlangsung dengan penuh semangat dan antusias anggota baik dalam bertanya, menanggapi maupun menyimak kritis lainnya. Diskusi yang berjalan selama dua malam berturut-turut pada tanggal 21 dan 22 Februari 2019 mengundang Panji Pratama selaku developer aplikasi TebaKaku untuk mengupas " Aplikasi TebaKaku, Peran Bahasa dan Kemajuan Teknologi Informasi (TI).

"Apa kabar pejuang ejaan bahasa Indonesia?" Sapanya hangat, saat mengawali bicang Jemari. Sebagai seorang guru  bahasa Indonesia, Panji Pratama memiliki tekad yang kuat dalam mengentaskan kejahiliyahan dari wajah wajah generasi muda yang dididiknya. Memaksimalkan kinerja hati dengan penuh ketulusan memberi ilmu, mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan kinerja fisik dalam melangkah, menggandeng siapapun untuk maju, bergerak menatap zaman dengan sejuta aksi perubahan menuju kebaikan.

Mengemban amanah menjadi guru bahasa Indonesia membuatnya terkesan. Bagaimana caranya ia mampu menjadikan mata pelajaran bahasa persatuan NKRI sebagai mata pelajaran yang menyenangkan, mampu terserap  dengan baik juga tidak membosankan sehingga mewujudkan kembali tujuan pembelajaran itu sendiri. Dari beragam persoalan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, Panji Pratama memilih materi " kata baku" sebagai ranah istimewa untuk dikaji dan ditelusuri setelah sebelumnya membuat board games, card games untuk sosialisasi 9 nilai anti korupsi, juga beberapa game edukasi lainya.

Mengapa harus kata baku?

Kita seharusnya bersyukur bahasa Indonesia menjadi bahasa ibu bagi warga negara Indonesia. Bahasa yang mempersatukan beragam suku dan budaya seperti yang tertuang pada butir sumpah pemuda " ...... Berbahasa yang satu, bahasa Indonesia". Lihatlah beberapa negara lainnya, diantaranya India yang memiliki dua bahasa nasional yaitu bahasa Hindi dan Inggris, di Swiss kita temukan bahasa nasional yaitu bahasa Italia, Prancis dan Jerman. Lantas, bagaimana penerapan bahasa Indonesia !. Sudahkah sesuai dengan ejaan yang disempurnakan ( EYD ) dan kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI )?.

Rupanya pengetahuan dan penggunaan kata baku dikalangan anak remaja masa kini masih sangatlah minim. Padahal kata baku adalah kata yang digunakan dalam kegiatan resmi, surat menyurat, acuan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar dimana yang mampu menggunakan dan menerapkanya dengan baik akan menaruh rasa hormat dan dihargai orang lain ( Waridah, 2014). Penggunaan bahasa gaul ala anak zaman now telah mampu sedikit banyak melengserkan semangat belajar bahasa baku.
Research and development (R & D)  adalah model penelitian yang diambilnya. Dua tahun sudah ia menekuni problematika kata baku dan menemukan sedikitnya 3 kenyataan yang membuatnya begitu tertarik untuk terjun, bersikap kritis dan menciptakan education games bernama TebaKaku.

Tiga hal tersebut adalah :
  • DS Annual Star tup Report 2015 : " Pengguna gawai pintar kalangan anak dan remaja di Indonesia cukup tinggi yaitu 224 juta orang".
  • Google dan TNS Australia 2015 : " Pengguna gawai rata rata termasuk dalam kategori social driven yakni menggunakan alat teknologi tersebut hanya untuk aktivitas media sosial".
  • Penelitian di SMAN 1 Nagrak Sukabumi 2017 : "Hanya terdapat 4-6 peserta didik setiap kelasnya yang mempunyai aplikasi edukasi dalam gawai pintarnya. Ditemukan model pembelajaran yang menarik motivasi peserta didik dalam pengolahan dimensi pikiran, olah rasa, jiwa dan olahraga yang seimbang".


Di era milineal, dimana setiap orang sudah berhadapan dengan teknologi yang begitu deras menghujani dengan berbagai informasi dan produk produk teknologi berkemajuan, Panji Pratama nampaknya tidak ingin tertinggal untuk menjadikan era milineal, era revolusi industri 4.0 sebagai jalan memperkaya khazanah teknologi dimata semua orang agar  melek teknologi dan membuat materi kata baku dengan model pembelajaran games yang menyenangkan namun tetap menghidupkan nilai pengetahuan.

Tidak sedikit yang menjejalinya dengan beberapa pertanyaan mengenai alasan diciptakanya aplikasi TebaKaku, melihat banyak sekolah yang justru melarang keras peserta didiknya membawa gawai ke sekolah karena ditakutkan akan mengganggu proses pembelajaran. Dengan penuh optimis Panji Pratama menggeser paradigma miring tersebut. Meyakinkan pihak sekolah dan masyarakat bahwa tidak selamanya gawai menjadi momok hangat untuk diperbincangkan sisi negatifnya saja padahal dengan gawai peserta didik dapat belajar sesuatu yang tidak didapatkanya hanya dengan mendengar ceramah guru dikelas, gawai bisa berperan sebagai pelengkap atau suplemen ilmu tambahan bagi peserta didik dan pendidik tetap menjadi acuan utama pembelajaran.

Pengaruh teknologi yang seirama dengan kemajuan revolusi industri benar benar menuntut setiap individu untuk menyikapinya dengan sigap, selektif dan memanfaatkanya sebaik mungkin karena tanpa disadari teknologi telah banyak mengambil peran dunia pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial demi kepentingan juga kesejahteraan bersama ( Sarah,2019 ).

Tepat pada tanggal 14 Februari 2019 Panji Pratama meluncur aplikasi TebaKaku melalui Kozoku Studio. Aplikasi tersebut berisi permainan edukatif tebak kata baku. Meskipun aplikasi atau apk app berukuran 25 Mega bite namun memiliki kualitas tinggi dengan 150 perbendaharaan kata baku didalamnya. Dilengkapi dengan durasi waktu (timer), nilai (point), suara lucu (funny voice) saat pengguna memilih jawaban salah dari dua pilihan kata yang disuguhkan. Siapapun dapat menginstal aplikasi TebaKaku di Play Store secara gratis setelahnya TebaKaku dapat dimainkan secara ofline tanpa harus ada sinyal dan kapanpun waktunya. Secara rutin Kozoku Studio akan meng- up date pertanyaan maupun kata baku bahasa Indonesia demi kenyamanan pengguna. Seperti pada tanggal 18 Fei 2019 telah dilakukan pembaharuan fersi Beta, perbaikan layar, penambahan kosa kata baru, dan menghilangkan iklan yang mengganggu ( Pratama/ 2019 ). Sungguh aplikasi sederhana nan luar biasa, memudahkan penyampaian pembelajaran kata baku baik bagi pendidik, peserta didik maupun masyarakat.

Adapun hambatan dalam membuat aplikasi TebaKaku adalah tidak mudahnya pembuatan script dan logika. Setiap kelebihan pasti diiringi dengan kekurangan, tidak terkecuali aplikasi TebaKaku yang memiliki sedikit kekurangan pada minimnya data dan bug.

Diharapkan dengan adanya aplikasi TebaKaku pembelajaran kata baku menjadi lebih mudah dan menyenangkan tanpa benih kekhawatiran pendidik dan orang tua akan dampak negatif games pada gawai. Peserta didik bjuga dapat mengenal dan memahami kata baku lebih banyak, tanpa ada unsur paksaan, bahkan merasa terhibur saat mempelajarinya yang denganya mampu membiasakan penerapan kata yang sesuai EYD disaat saat tertentu sehingga secara btidak sadar telah menyatukan budaya bangsa, mempererat kesatuan dengan bahasa. " Kalau kita khawatir games jadi candu, mari balik psikologinya belajar jadi candu. Lewat apa? Salah satunya lewat games TebaKaku. Be optimistic and turn back school  to really fun was mean" Tutur Panji Pratama dalam meyakinkan pengguna aplikasi tersebut.

Sebagai penutup diskusi Panji Pratama memberikan 3M agar masyarakat dapat menghadapi kemajuan teknologi. Mengenali, Mempelajari, dan Membuktikan. Teknologi harus dikenali seakrap mungkin, dikaji sedemikian rupa dan dibuktikan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Terciptanya aplikasi TebaKaku tidak terlepas dari sabda Rosulullah Saw yang digenggam erat Panji Pratama " Khoirun nas Anfa'uhum Lin nas" ( HR. Ahmad, Ath Thabrani, Ad Daruqutni ). Menebar kebermanfaatan sudah seharusnya menjadi satu tujuan hidup untuk menjadi Kholifah dimuka bumi.


Nurhayati, 4 Februari 2019.

Referensi :
Diskusi online WAG Jemari " Aplikasi TebaKaku, peran bahasa dan kemajuan teknologi" bersama Panji Pratama, guru bahasa Indonesia SMAN 1 Nagrak Sukabumi dan pendiri aplikasi TebaKaku.
Panji Pratama, " Aplikasi TebaKaku Diluncurkan", Sukabumimenulis.blogspot.com, 14 Februari 2019.
Hazar Widya Sarah, " Pilihan kita hanya berevolusi ", www.mataharipagi.online, 23 Februari 2019.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"