WAG Jaringan Matahari Pagi (Jemari) kembali
mengagendakan diskusi online mengusung tema literasi. "Diskusi ini
sengaja kami hadirkan semata mata menghimpun ilmu yang terserak dari para nara
sumber demi melatih nalar kritis berfikir yang berkemajuan bagi para
anggota" Ucap Aris Munandar selaku penggagas WAG Jemari.
Tepat pada pukul 19.30 - 20.30 diskusi online
tersebut berlangsung dengan penuh semangat dan antusias anggota baik dalam
bertanya, menanggapi maupun menyimak kritis lainnya.
Diskusi yang berjalan selama dua malam berturut-turut pada tanggal 21 dan 22
Februari 2019 mengundang Panji Pratama selaku developer aplikasi
TebaKaku untuk mengupas " Aplikasi TebaKaku, Peran Bahasa dan Kemajuan
Teknologi Informasi (TI).
"Apa kabar pejuang ejaan bahasa Indonesia?"
Sapanya hangat, saat mengawali bicang Jemari. Sebagai seorang guru bahasa Indonesia, Panji Pratama memiliki tekad
yang kuat dalam mengentaskan kejahiliyahan dari wajah wajah generasi muda yang dididiknya.
Memaksimalkan kinerja hati dengan penuh ketulusan memberi ilmu, mengabdikan
diri dalam dunia pendidikan dan kinerja fisik dalam melangkah, menggandeng
siapapun untuk maju, bergerak menatap zaman dengan sejuta aksi perubahan menuju
kebaikan.
Mengemban amanah menjadi guru bahasa Indonesia
membuatnya terkesan. Bagaimana caranya ia mampu menjadikan mata pelajaran
bahasa persatuan NKRI sebagai mata pelajaran yang menyenangkan, mampu
terserap dengan baik juga tidak
membosankan sehingga mewujudkan kembali tujuan pembelajaran itu sendiri. Dari
beragam persoalan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, Panji Pratama memilih
materi " kata baku" sebagai ranah istimewa untuk dikaji dan ditelusuri
setelah sebelumnya membuat board games, card games untuk sosialisasi 9
nilai anti korupsi, juga beberapa game edukasi lainya.
Mengapa harus kata baku?
Kita seharusnya bersyukur bahasa Indonesia menjadi
bahasa ibu bagi warga negara Indonesia. Bahasa yang mempersatukan beragam suku
dan budaya seperti yang tertuang pada butir sumpah pemuda " ......
Berbahasa yang satu, bahasa Indonesia". Lihatlah beberapa negara lainnya,
diantaranya India yang memiliki dua bahasa nasional yaitu bahasa Hindi dan Inggris,
di Swiss kita temukan bahasa nasional yaitu bahasa Italia, Prancis dan Jerman.
Lantas, bagaimana penerapan bahasa Indonesia !. Sudahkah sesuai dengan ejaan
yang disempurnakan ( EYD ) dan kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI )?.
Rupanya pengetahuan dan penggunaan kata baku dikalangan
anak remaja masa kini masih sangatlah minim. Padahal kata baku adalah kata yang
digunakan dalam kegiatan resmi, surat menyurat, acuan dalam berbahasa Indonesia
yang baik dan benar dimana yang mampu menggunakan dan menerapkanya dengan baik
akan menaruh rasa hormat dan dihargai orang lain ( Waridah, 2014). Penggunaan
bahasa gaul ala anak zaman now telah mampu sedikit banyak melengserkan
semangat belajar bahasa baku.
Research and development (R & D) adalah model penelitian yang diambilnya. Dua
tahun sudah ia menekuni problematika kata baku dan menemukan sedikitnya 3
kenyataan yang membuatnya begitu tertarik untuk terjun, bersikap kritis dan
menciptakan education games bernama TebaKaku.
Tiga hal tersebut adalah :
- DS Annual Star tup Report 2015 : " Pengguna gawai pintar kalangan anak dan remaja di Indonesia cukup tinggi yaitu 224 juta orang".
- Google dan TNS Australia 2015 : " Pengguna gawai rata rata termasuk dalam kategori social driven yakni menggunakan alat teknologi tersebut hanya untuk aktivitas media sosial".
- Penelitian di SMAN 1 Nagrak Sukabumi 2017 : "Hanya terdapat 4-6 peserta didik setiap kelasnya yang mempunyai aplikasi edukasi dalam gawai pintarnya. Ditemukan model pembelajaran yang menarik motivasi peserta didik dalam pengolahan dimensi pikiran, olah rasa, jiwa dan olahraga yang seimbang".
Di era
milineal, dimana setiap orang sudah berhadapan dengan teknologi yang begitu
deras menghujani dengan berbagai informasi dan produk produk teknologi
berkemajuan, Panji Pratama nampaknya tidak ingin tertinggal untuk menjadikan
era milineal, era revolusi industri 4.0 sebagai jalan memperkaya khazanah
teknologi dimata semua orang agar melek
teknologi dan membuat materi kata baku dengan model pembelajaran games
yang menyenangkan namun tetap menghidupkan nilai pengetahuan.
Tidak sedikit yang menjejalinya dengan beberapa
pertanyaan mengenai alasan diciptakanya aplikasi TebaKaku, melihat banyak
sekolah yang justru melarang keras peserta didiknya membawa gawai ke sekolah
karena ditakutkan akan mengganggu proses pembelajaran. Dengan penuh optimis
Panji Pratama menggeser paradigma miring tersebut. Meyakinkan pihak sekolah dan
masyarakat bahwa tidak selamanya gawai menjadi momok hangat untuk diperbincangkan
sisi negatifnya saja padahal dengan gawai peserta didik dapat belajar sesuatu
yang tidak didapatkanya hanya dengan mendengar ceramah guru dikelas, gawai bisa
berperan sebagai pelengkap atau suplemen ilmu tambahan bagi peserta didik dan
pendidik tetap menjadi acuan utama pembelajaran.
Pengaruh teknologi yang seirama dengan kemajuan
revolusi industri benar benar menuntut setiap individu untuk menyikapinya
dengan sigap, selektif dan memanfaatkanya sebaik mungkin karena tanpa disadari
teknologi telah banyak mengambil peran dunia pendidikan, pekerjaan dan
kehidupan sosial demi kepentingan juga kesejahteraan bersama ( Sarah,2019 ).
Tepat pada tanggal 14 Februari 2019 Panji Pratama meluncur
aplikasi TebaKaku melalui Kozoku Studio. Aplikasi tersebut berisi permainan
edukatif tebak kata baku. Meskipun aplikasi atau apk app berukuran 25 Mega
bite namun memiliki kualitas tinggi dengan 150 perbendaharaan kata baku
didalamnya. Dilengkapi dengan durasi waktu (timer), nilai (point),
suara lucu (funny voice) saat pengguna memilih jawaban salah dari dua
pilihan kata yang disuguhkan. Siapapun dapat menginstal aplikasi TebaKaku di
Play Store secara gratis setelahnya TebaKaku dapat dimainkan secara ofline
tanpa harus ada sinyal dan kapanpun waktunya. Secara rutin Kozoku Studio akan
meng- up date pertanyaan maupun kata baku bahasa Indonesia demi kenyamanan
pengguna. Seperti pada tanggal 18 Fei 2019 telah dilakukan pembaharuan fersi Beta,
perbaikan layar, penambahan kosa kata baru, dan menghilangkan iklan yang
mengganggu ( Pratama/ 2019 ). Sungguh aplikasi sederhana nan luar biasa,
memudahkan penyampaian pembelajaran kata baku baik bagi pendidik, peserta didik
maupun masyarakat.
Adapun hambatan dalam membuat aplikasi TebaKaku adalah
tidak mudahnya pembuatan script dan logika. Setiap kelebihan pasti diiringi dengan
kekurangan, tidak terkecuali aplikasi TebaKaku yang memiliki sedikit kekurangan
pada minimnya data dan bug.
Diharapkan dengan adanya aplikasi TebaKaku
pembelajaran kata baku menjadi lebih mudah dan menyenangkan tanpa benih kekhawatiran
pendidik dan orang tua akan dampak negatif games pada gawai. Peserta
didik bjuga dapat mengenal dan memahami kata baku lebih banyak, tanpa ada unsur
paksaan, bahkan merasa terhibur saat mempelajarinya yang denganya mampu
membiasakan penerapan kata yang sesuai EYD disaat saat tertentu sehingga secara
btidak sadar telah menyatukan budaya bangsa, mempererat kesatuan dengan bahasa.
" Kalau kita khawatir games jadi candu, mari balik psikologinya
belajar jadi candu. Lewat apa? Salah satunya lewat games TebaKaku. Be
optimistic and turn back school to
really fun was mean" Tutur Panji Pratama dalam meyakinkan pengguna
aplikasi tersebut.
Sebagai penutup diskusi Panji Pratama memberikan 3M
agar masyarakat dapat menghadapi kemajuan teknologi. Mengenali, Mempelajari,
dan Membuktikan. Teknologi harus dikenali seakrap mungkin, dikaji
sedemikian rupa dan dibuktikan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Terciptanya aplikasi TebaKaku tidak terlepas dari
sabda Rosulullah Saw yang digenggam erat Panji Pratama " Khoirun nas Anfa'uhum
Lin nas" ( HR. Ahmad, Ath Thabrani, Ad Daruqutni ). Menebar
kebermanfaatan sudah seharusnya menjadi satu tujuan hidup untuk menjadi Kholifah
dimuka bumi.
Nurhayati, 4 Februari 2019.
Referensi :
Diskusi online WAG Jemari
" Aplikasi TebaKaku, peran bahasa dan kemajuan teknologi" bersama
Panji Pratama, guru bahasa Indonesia SMAN 1 Nagrak Sukabumi dan pendiri
aplikasi TebaKaku.
Panji Pratama, " Aplikasi TebaKaku Diluncurkan",
Sukabumimenulis.blogspot.com, 14 Februari 2019.
Hazar Widya Sarah, " Pilihan kita hanya berevolusi ",
www.mataharipagi.online, 23 Februari 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar