Minggu, 12 April 2020

GURU DAN PERANANNYA, Sebuah Pratinjau


Semilir adalah sebuah ajang mengorganisasikan gagasan dan mendiskusikannya. Gagasan tersebut ditulis dalam bentuk esai. Sebelum diterbitkan, gagasan esai tersebut akan didiskusikan terlebih dahulu. Untuk itu, pratinjau ini dimaksudkan sebagai bahan pemantik terhadap diskusi tersebut. Pratinjau ini merupakan tinjauan terhadap gagasan esai yang terdiri dari 2 (dua) bagian. Bagian pertama, memotret gagasan-gagasan dan poin menarik yang ada dalam esai menjadi sebuah ikhtisar. Bagian kedua, catatan-catatan editor terhadap hal-hal yang terkait dengan bagian pertama.

Pemantik diskusi ini sengaja disajikan dalam bentuk pratinjau, karena untuk menjaga originalitas karya penulis. Diskusi kali ini akan menyajikan judul “Guru dan Peranannya” dengan narasumber Tuan Guru Aries Supriady, selaku penulisnya. Sebenarnya esainya berjudul KEDISIPLINAN DAN KETELADANAN GURU DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA. Esai ini nanti akan bisa dibaca dalam buku SEMILIR: Literasi-Kita-Kini yang akan diterbitkan oleh Matahari Pagi.


Ikhtisar 

Secara garis besar, Tuan Guru dalam esainya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, pembangunan manusia sebagai tujuan pembangunan nasional.

Kedua, landasan hukum dari pembangunan manusia adalah UUD 1945 yang diterjemahkan melalui UU 20/2003 tentang Sisdiknas.

Ketiga, peningkatan kualitas manusia melalui olah hati, olah pikir, olah raga sehingga tercipta daya saing global.

Keempat, Tri Pusat Pendidikan sebagai ruang lingkup pendidikan, dimana proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan.

Kelima, fungsi guru sebagai pembimbing.

Keenam, 3 komponen penanggung jawab pendidikan: guru, orangtua, dan masyarakat.

Ketujuh, peran guru sebagai teladan. Untuk itu, guru harus mengemban tanggung jawab dan memberikan keteladanan.


Pratinjau 

Apakah pembangunan manusia sudah menjadi prioritas dalam pembangunan nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa?  

Kita telah memiliki UU Sisdiknas, tapi kenapa kebijakan setiap menteri pendidikan seolah tidak berkesinambungan, apakah demikian? Bagaimana seorang guru melihat pentingnya kesinambungan kebijakan, berikut dampaknya?

Apakah olah hati, olah pikir, dan olah raga ini dilakukan secara terpadu atau parsial di masing-masing pelajaran? Selain daya saing, bagaimana dengan pencapaian daya sanding?

Apakah proses pendidikan di keluarga, sekolah dan masyarakat sudah terjadi secara berkesinambungan? Jika iya, seperti apa contohnya? Jika tidak, apa kendalanya?

Bagaimana gambaran guru pembimbing itu?

Bagaimana peran seorang guru untuk bisa bersinergi dalam melaksanakan tanggung jawabnya bersama keluarga dan masyarakat?

Fungsi tanggung jawab dan keteladanan guru terhadap siswanya, apakah meliputi seluruh sendi kehidupannya ataukah memiliki batasan-batasan tertentu?


Semilir: Literasi-Kita-Kini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"bersinar bersama dan menyinari kebersamaan"